"Asin,tauk!" Kataku saat dijejali rasa cinta itu.
Kudengar tawamu, Bik. Padahal sebelumnya antara isak tangis dan kesalmu kudengar perintahmu,"Keluarin, Bek! Keluarin, Bek!" Berkali-kali perintah itu kudengar, namun aku juga nggak paham dengan maksudmu. (Hmm...Setelah berapa lama merenung dan menganalisa, barulah kutahu, betapa Bik tersiksa saat ritme dan fase cinta itu tiada jelas kapan berakhir).
Kukatakan terus dan terus saja, yang kupacu sebagai semangat. Padahal, lari marathonmu sudah sulit menata nafas yang terengah.
"Bek! Keluarin! Keluariiiinnnnn! Aku tersiksaaaaa..."
LAYAR TONIL MENAMPILKAN DALANG MENGELUARKAN PERAN WAYANG BERIKUTNYA.