Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Waspada bagi Anggota Keluarganya yang Kredit Kendaraan

22 Maret 2011   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 171 0
Yang akan saya sampaikan ini merupakan pengalaman pribadi. Semoga tidak terjadi pada orang lain.

Begini ceritanya. Suatu siang saya mampir ke rumah orang tua. Hampir bersamaan ada tamu yang mau ketemu adik saya. Kebetulan adik saya sedang ke luar kota. Kemudian saya menyakan mungkin ada sesuatu yang bisa saya bantu. Dengan ragu-ragu orang itu (katakanlah X), bilang bahwa adik saya masih ada kekurangan tunggakan cicilan sepeda motor sebesar Rp 50 ribu. "Kok bisa bisa hanya Rp 50.000", tanya saya kepada X. Kemudian X menjelaskan bahwa adik saya pas cicilan terakhir bayarnya hanya nitip ke X. Hal itu dikuatkan dengan si X membawa bukti pembayaran dengan dilengkapi dengan paraf dan cap leasing.  Si X juga bilang STNKnya kalo mau diambil harus ke kantor dengan membayar sekitar 2 jutaan. "Kok banyak sekali", tanya saya keheranan. Si X menjawab, "Soalnya adik saya sering bayarnya tidak tepat waktu, sehingga dendanya jadi sekian". Akhirnya saya membayar yg 50 ribu saja. Setelah orang itu pergi, saya berpikir ya...kalau orang itu menipu, saya ikhlaskan.

Beberapa hari setelah adik saya pulang saya ceritakan masalah itu. Adik saya menjawab bahwa masalah motor sudah selesai, termasuk STNK nya dah diambil. Adik saya juga sudah menerima kwitansi yang sama, sebagai bukti pembayaran. Saya juga menunjukkan kwitansi pembayaran cicilan terakhir. Waktu itu saya sudah tertipu. Sekali lagi hal ini sudah saya ikhlaskan. Hanya saya menghimbau ke masyarakat, bila kredit ceritakan pada orang rumah bila ada  tagihan langsung ke orang yang bersangkutan. Kepada para Leasing tolong tidak mencetak bukti pembayaran lebih dari 2 ( cukup 1 utk perusahaan dan 1 untuk konsumen).  Kalau lebih dari dua, bisa disalah gunakan. Untung saja saya hanya kehilangan 50 ribu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun