Suatu hari datanglah seorang pasien yang ingin berobat. Pasien itu memang baru pertama kali berkunjung ke dokter X. Dia juga sama sekali belum pernah mendengar tentang kebiasaan dokter tersebut. Pasien itu mengeluh karena sakit perut. Setelah diperiksa dan diberi obat dokter itu berkata,” Pak kalo makan jangan lupa cuci tangan dulu. Bapak terkena diare ringan.” “Baik pak, nasehat dokter akan saya ingat-ingat,” kata bapak itu sambil menahan sakit perut. Kemudian pasien itu itu mengeluarkan dompet hasil buatannya. Memang pekerjaan pasien itu membuat tas dan dompet dari kulit. “Pak Dokter ini dompet hasil perkerjaan saya. Sudilah kiranya dokter mau menerima dompet ini,” kata pasien itu sambil menyodorkan dompet. “Wah, maaf pak. Sebagai ongkos periksa saya hanya mau menerima uang,” jawab pak dokter. “Pak dokter, dompet ini memang betul-betul hasil buatan saya. Saya ingin pak dokter memiliki dompet buatan saya,” ukar pasien itu sambil berharap. “Sekali lagi ya pak, saya hanya mau menerima uang sebagai ganti obat dan biaya periksa,” jawab dokter itu agak kesal. “ Ya sudah, kalo gitu ongkosnya berapa?,” “Lima puluh ribu”, jawab dokter itu. Kemudian pasien itu membuka dompet yang akan diberikan ke dokter tadi. Dia mengambil 1 lembar 50 puluh ribuan dari beberapa lembaran yang ada di dompet. Dokter itu menerima uang itu sambil tercengang. Ketika itu juga pasien itu pamit mohon diri.