Batu itu menghempaskan motorku. Melepaskan genggaman dan membuatku harus bersentuhan dengan aspal. Tubuhku merespon dengan menjadikan bahu sebagai penyangga. Gesekan motor menimbulkan percikan api. Seolah semua dalam gerakan lambat. Aku masih bisa melihat wajahku yang terlindung helm bergesekan, bandanku terseret, memisahkan aku jauh dengan motorku. Setelahnya aku hanya tergeletak telentang tak berdaya. Nyeri pada bagian bahu diikuti pinggul dan lututku. Orang-orang mulai berkerumun. Meski sadar aku tetap harus dibopong untuk di pindahkan ke trotoar di Jalan Gatot Subroto di depan DPR/MPR. Malam telah larut. Ya Alloh ada apa ini?