Seorang fanatik biasanya akan sangat memuja seseorang yang ia idolakan, sampai mengikuti gaya hidupnya, perilakunya, dan sebagainya. Tak jarang ia membela idolanya bahkan atas kesalahan mereka.
Dalam Islam, mengidolakan seseorang boleh saja selama ada hal baik yang bisa dijadikan panutan dari orang yang diidolakan. Bukan hanya dari fisiknya, tetapi juga dari sifat atau perilakunya seperti jujur, dermawan, rajin beribadah, dan masih banyak lagi. Selain itu, Islam melarang untuk mengidolakan seseorang secara berlebihan sampai menomorduakan Allah dan Rasul-Nya.
Seperti halnya pada QS At-Taubah ayat 24, Allah berfirman:
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Selain itu Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang akan bersama orang yang ia cintai dan engkau bersama orang yang kau cintai." (HR At-Tirmidzi). Maksudnya, seorang muslim akan dibangkitkan di hari kiamat dan dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintainya.
Adapun untuk orang-orang yang mengidolakan budaya luar, seperti yang disampaikan oleh Buya Yahya pada Kajian Kitab Riyadhus Shalihin dalam Bab Larangan Menggunakan Wadah dari Emas dan Perak untuk Makan, Minum, Bersuci, dan Sebagainya, "Datangnya darimanapun selagi itu (budaya) bertentangan atau bukan dari budayanya orang beriman, akan mengangkat syiar orang tidak beriman, hendaknya dihindari."
Pada intinya, memiliki idola tidak ada salahnya selagi tidak melampaui kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya dan sebaiknya menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan Islam.