Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Peduli? Kami Tawar Baju & Celanamu dengan Tiket!

5 Februari 2012   12:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02 1152 0

Angin menderu semilir-semilir, titik-titik air menggelantung di dahan tuan  bermuda grassZoysiagrass dan carpetgrass, rupanya air selalu sigap melaksanakan titah pencipta : melepas panas di bantu angin  malam tadi. Daun-daun sudah bangun, burung-burung menguap lalu bernyanyi kemudian terbang ke atas memantau mangsa untuk anak kesayangnanya,  Sekarang semuanya bersiap menyambut subuh dari suara bijak muazin, dia selalu setia bangun di pagi buta untuk mengusir hal-hal ghaib yang sering di bisikan manusia-manusia itu, ahh manusia itu, yang pendosa dan perusak itu?  padahal dia diciptakan dengan sempurna, bahkan gossipnya para malaikat menyembah manusia itu, tapi sebagian dari mereka lebih busuk dari bangkai tikus, egois, dan tidak peduli lingkungan, penuh dengan hura-hura.

Matahari perlahan menyiram bumi dengan cahaya hangatnya, sedikit demi sedikit, penghuninya tersadar, Pagi itu tiba,  semua berebut menghirup dalam-dalam sekuat tenaga, mencicipi oksigen murni dari pojok utara ibukota ini, asal kau tau saja! Di Cuma di pojok utara Jakarta ini ada udara se-sejuk ini, perpaduan angin laut dan oksigen tumbuhan, nikmat luar biasa!

----------------------

Api itu membesar, semuanya berlari tak ada arah, perasaan hati ingin menangis dan menyelamatkan diri, rasa panas menusuk kalbu dan mata mereka, semuanya akan hilang, jika ada yang bisa di selamatkan sekarang, yasudah. selamatkanlah - hati bersuara. kita menjadi gembel lagi, dan tak punya baju lagi, tak bisa sekolah lagi, semuanya hilang dalam semalam, mana ada yang mau peduli setelah ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun