Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Entrepreneur itu,...

14 Agustus 2011   14:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 222 0
[caption id="" align="alignleft" width="400" caption="Mobil jerih payah kami"][/caption] Sejak kuliah, ketika saya sedang bekerja praktek di sebuah perusahaan Arsitektur, Bapak saya pernah berkata bahwa saya tidak akan bisa bekerja di tempat orang. Alias saya tidak suka disuruh-suruh. Well, ternyata memang benar. Sampai detik ini saya belum pernah sekalipun mengalami bekerja di perusahaan. Hmm.. hanya satu kali di Negri Singa, itu pun hanya 8 bulan. Saat kuliah pun saya terbiasa bekerja freelance, dan memiliki studio sendiri (studiokasatmata). Tetapi saya menyadari bahwa saya tidak terlalu suka bekerja didalam perusahaan orang baru saat saya sudah lulus kuliah.  Bekerja , menurut kebanyakan orang berarti mencari nafkah, mencari orang, di sebuah instansi, institusi. Semakin besar instansi itu, semakin keren pula pekerjaannya. Tidak heran banyak orang berlomba lomba masuk ke sesuatu yang menurut mereka sangat berharga, PNS. Ketika saya pernah menanyakan ke seseorang, kenapa sih ngotot masuk PNS ? Jawaban mereka adalah, kerja enak, bisa baca koran, bisa pulang pagi, ga mungkin dipecat, plussss..... bisa dapet pensiun! what the..  Ternyata mentalitas nya dan motivasinya seperti itu toh. Dan jujur itu bukan jawaban dari satu orang saja.

Saat saya menikah, saya pengangguran.  Saya heran kenapa istri saya mau menerima saya waktu itu. Hmm... mungkin karena akal-akalan saya yang bilang kita bakal balik ke Negri Singa kalau sudah kepepet..  Bukan hal yang mudah terus terang, apalagi bapak mertua selalu merongrong istri saya dengan menawarkan lowongan-lowongan PNS waktu itu. Banyak cerita lucu tentang PNS, tapi saya akan cerita di lain tulisan . Tetapi, setelah beberapa saat, tepatnya 1 bulan setelah menikah, kami membeli mobil pertama kami (timor merah penuh masalah) dan 1 unit motor honda beat, akhirnya bapak mertua berhenti menawarkan lowongan ke istri saya 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun