Setelah BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi (Product Domestic Product/PDB) Indonesia tahun 2010 sebesar 6.1 persen, beragam analisis muncul. Setidaknya di harian Kompas cetak ada tiga artikel membahas pertumbuhan tersebut. Ekonom Indef, Ahmad Erani Yustika mengemukakan tiga pendapatnya. Pertama, sektor pertanian yang menyerap 41 persen tenaga kerja hanya tumbuh 2.9 persen, jauh dibawah rata-rata pertumbuhan nasional sehingga pertumbuhan ekonomi tidak mampu memecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan. Kedua, sektor jasa/non tradable yang menyerap sedikit tenaga kerja tumbuh lebih cepat sehingga meningkatkan kesenjangan. Ketiga, terjadi disindustrilisasi (pertumbuhan sektor manufaktur selalu lebih rendah dari rata-rata nasional). Pengamat pasar modal, Yanuar Rizki berpendapat pertumbuhan didominasi oleh konsumsi orang kaya dan gagal menggerakkan perekonomian karena konsumsi dibelanjakan untuk barang-barang impor. Wartawan Kompas, Orin Basuki menggaris bawahi dominasi jawa yang menyumbang 58% PDB dan investasi riil masih terpusat di jawa.