Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Sang Pemantik

11 September 2010   14:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 204 0
Sekitar satu minggu sebelum Ramadhan, Aku sempet ketemu kawan waktu kecil. Kami  berdua ngobrol di halaman rumahnya. Waktu itu habis maghrib, kami ngorbrol dari urusan kuliah, kerjaan, anak kucing tetangga, sampai topik penghangat suasana soal cinta. Masalah yang terakhir jadi bahasan terakhir tapi paling lama. Hal ini bukan hanya salah satu human interest melainkan juga ada sebuah fenomena dalam ceritanya.

Ceritanya mirip dengan kisah ikal sang laskar pelangi dan A Ling. Hal yang membuat beda karena ini merupakan kisah nyata. Hmmm... kelihatanya sudah bisa ditebak bagaimana alur cerita dan ending ceritanya, namun bukan itu yang ingin aku sampaikan dalam tulisan ini.  Dari cerita ini ini ada pelajaran yang dapat diambil tetapi masih tentang cinta.

Beginilah cerita. Panggil saja temanku itu Sarman. Di kelasku ada seorang anak perempuan yang bernama Lady. Seperti layaknya anak kecil yangbermain, mereka saling menggoda dan menganggu. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama, karena pada kelas 3, Lady harus pindah ke Sulawesi ikut kepindahan kerja Orang Tuanya.

Ceritanya memang sederhana, namun setelah hampir dua puluh tahun berpisah, ada kalimat yang membuat terenyuh dari seorang Sarman. Ia berkata,

“Bay, Gw sampai sekarang masih keinget Lady.....Ga tahu kenapa, seandainya gw punya istri, gw pengen punya istri kayak Lady. Sikapnya yang ngotot dan keras waktu SD, ngebuat terus inget. Gw inget sering berantem sama dia dulu. Seandainya bisa, gw pengen ketemu dia. Sekarang kira – kira dia ada dimana ya?”

Aku tersentak lagi tersenyuh mendengarnya. Dalam lamunku, aku berpikir, “Apakah ini yang disebut sebenarnya cinta atau hanyalah cinta monyet seorang anak SD ?”.  Perasaan yang dimiliki menembus ruang dan waktu. Ia masih menginggat setiap momen bersamanya, seolah Lady begitu dekat dengannya. Ia masih ingat bagaimana membuat Lady menangis, berkejar – kejaran di lorong teras kelas, berebut pensil atau sekedar piket kelas bersama ? Kejadian – kejadian yang sebenarnya mungkin aku sendiri lupa, tetapi mengapa ia masih mampu menginggatnya dengan detil. Ingatannya begitu terjaga oleh perasaannya. Hati dan jiwa mampu menjadi peti yang menyimpan harta karun masa lalu. Setiap rasa menempatkan memori dalam susunan yang terbaik. Ibarat komputer menempatkan setiap folder/directori dengan rapi. Data akan tertata yang rapi membuat kita mudah memanggilnya.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun