Lampu membias pada alur air memantulkan citra barisan bangunan ditepianya. Seiring jejak lurus kutetap berkendara. Sesekali mata menatap hitam pendar tak pekat kelabu awan. Ku telisik di sudut-sudutnya, harap temukan bulir taburan bintang, seperti biasa ku pilih yang paling terang.
Kecewa tertahan lepaskan asa, asa sederhana tak terasa harapkan makna. Kutertunduk menghela nafas, walau tak berat namun menancap erat. Dua tiga kali hembuskan ikhlas, makna itu milik siapa?! sempat sekilas kutarik dua sisi bibir hitamku. Baik-baik saja?! tidak terlalu. sekali lagi ku mendongakkan menatap langit. Bulan sabit dengan bitang kecil di sisinya berkejaran di sela bintang jatuh. Dan aku harus berlalu...