Lazimnya selebrasi pemain dan penonton disuasana eforia bahagia saat menang dan lolos ke putaran ketiga Piala Dunia, seperti biasanya pemain dan kru timnas parade melingkar dilapangan untuk menyanyikan anthem timnas Indonesia Pusaka seperti biasanya ritual penonton dan pemain dilapangan.
Suasana hening syukur yang dinantikan penonton dan pemain dilapangan termasuk jutaan penonton didepan layar televisi untuk menyanyikan anthem Indonesia Pusaka, gak disangka sangka ternyata Anang Cs  bersama band yang mengiringi menyanyikan lagu berbeda, gebyar gebyar dan lagu pop lain.
Maka suasana berubah, pemain dan penonton menjadi illfeel akibat ritual sepakbola seperti biasanya syahdu menyanyikan anthem timnas berubah menjadi hambar dan kering, suasana magis sepakbola pun menjadi hilang.
Penonton yang hilang momen eforia pun membully dan menyoraki Anang Cs disaat menyanyi yang akhirnya ngacir walk out tidak menyelesaikan lagu yang dibawakannya, langsung pulang diiringi sorakan bully penonton GBK Senayan.
Ibaratnya, saat upacara mengheningkan cipta dimulai, tiba tiba panitia nyetel lagu dang dut yang bikin illfeel suasana, kira kira begitulah suasana kejadiannya.
Anang Cs yang bermaksud menghibur malah mendapatkan caci maki penonton yang merasa kecewa.
Sebenarnya kejadian seperti itu bukanlah kesalahan Anang dkk sepenuhnya, mungkin mereka sudah diarahkan panitia untuk menghibur penonton yang rela berduyun duyun ke Senayan disaat hujan dengan membayar tiket mahal yang harganya sudah dinaikkan drastis pula oleh panitia.
Termasuk pilihan lagu lagu yang akan dinyanyikan oleh Anang Cs mungkin saja sudah diarahkan oleh panitia pelaksana (panpel) pertandingan.
Pada akhirnya Anang Cs menanggung bully an bukan saja penonton dilapangan, melainkan juga netizen di media massa dan medsos Indonesia yang terkenal sangar, merusak citra Anang sebagai penyanyi papan atas Indonesia.
Begitulah bisa sesuatu even tidak dikemas secara smart dan tidak memahami konteks dan kelazimannya, tentu mestinya diselaraskan dengan suasana dan apa yang diinginkan oleh penonton secara umum, jangan sampai berlawanan dengan arus mainstream.
Melawan arus mainstream berarti bersiap siap menanggung risiko perlawanan mainstream.
Itu pula yang dialami oleh Ganjar Pranowo disaat pilpres yang lalu.
Ganjar Pranowo yang mencitrakan diri nya melalui komentar menyangkut penyelenggaraan Piala Dunia U20 di suasana politik pilpres sehingga berujung batalnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia U20 menuai perlawanan keras dari fans sepakbola nasional berujung pendukungnya berbalik arah.
Bila tidak mempersiapkan mental dengan kokoh, sebaiknya mainstream sebaiknya tidak usah dilawan seperti yang dilakukan seorang pengamat bola bernama Tomi Welly yang biasa dipanggil bung Towel dengan pernyataan pernyataan yang selalu menyudutkan pelatih timnas Shin Tae Yong yang terlanjur digandrungi oleh fans timnas Indonesia.
Saat menjadi narasumber dan peserta nobar pertandingan timnas kemarin, bukannya mendapatkan applaus, bung Towel malah mendapatkan lemparan botol air mineral kemasan dari penonton nobar lainnya.
Mungkin para fans timnas sudah tidak bisa menahan emosi saat towel selalu memberikan komentar miring terhadap pelatih STY dan program timnas yang mulai menunjukkan performa bagus, dianggap sebagai ungkapan kebencian pribadi towel yang melawan arus mainstream.
Begitulah pernik sepakbola, tidak berbeda jauh dengan pernik politik bersama stakeholder masing masing, dengan ciri Indonesia yang mirip mirip.
Btw, diluar peristiwa apes yang dialami Anang dan bung Towel, pantaslah apresiasi diberikan kepada tim nasional sepakbola Indonesia yang telah berhasil masuk ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia sebagai satu satunya negara di Asia Tenggara yang berhasil hadir diantara 18 negara yang masuk ke putaran ketiga Piala Dunia.
Sebuah capaian timnas yang belum pernah dicapai sebelumnya oleh timnas Indonesia dibabak penyisihan Piala Dunia.
Semoga dibabak ketiga nanti, dengan pertarungan yang lebih keras melawan para jawara bola Asia dan Australia, Indonesia mampu bersaing dan menghasilkan performa yang baik, untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara kaleng kaleng yang bisa dianggap remeh..
Selamat berjuang para punggawa timnas sepakbola Indonesia..., satu kata kita bisa...
Tanjungsari, 13 Juni 2024
Batara Tobing