Gak jelas juga acara massal dari Pemerintah Kota Medan disuasana tahun politik yang bagi para pemerhati amatiran seperti awak ini, apa tujuan dan hubungannya dengan tujuan utama pendidikan, tapi karena hari ini adalah hari guru ya sudahlah, saya hanya mengucapkan selamat hari guru..
Begitulah adanya pernik dunia pendidikan, seringkali guru dan pelajar menjadi obyek untuk tujuan tertentu, tetapi mutu pendidikan gak kunjung meningkat secara signifikan, bahkan seperti pantun ; "jaka sembung naik ojek, gak nyambung jek..."
Karena profesi istri sebagai guru di pinggiran kota Medan, seringkali cerita nya adalah soal soal para murid yang mayoritas berkekurangan dan dari keluarga miskin yang tidak terjangkau urusannya oleh pemerintah.
Tidak jarang urusannya saat di sekolah bukan hanya mengajar sebagai kewajiban kurikulum, melainkan banyak hal yang tidak berkaitan pengajaran secara langsung, semisal tiba tiba sang murid terjatuh pingsan karena belum sarapan, seragam dekil dan kekurangan peralatan atau masalah sedih keluarga siswa miskin, banyak hal dan problema yang selama ini tidak kuduga ternyata kewajiban guru itu sangat komprehensif dan mendasar.
Mungkin karena istri masih mengalir darah pendidik dalam dirinya, memang semenjak kecil cita citanya adalah menjadi guru, itulah sebab nya persoalan persoalan para siswa itu dirasakannya sebagai kewajibannya juga, tidak urung mengeluarkan uang dari gajinya yang tidak seberapa hanya untuk membantu para murid dari keluarga miskin yang bermasalah seperti ini.
Pernah kusarankan supaya beliau pensiun dini saja, karena kalau dipikir pikir secara cost and benefit, mendingan waktunya digunakan untuk buka usaha lain saja seperti usaha kuliner yang pernah dilakukannya dulu. Tetapi memang dasar menjiwai sebagai pendidik, tetap keukeuh ingin menjadi guru saja, ya sudahlah piye karepmu ae...
Sebetulnya, Undang undang di negara kita mewajibkan anggaran negara dialokasikan sebanyak minimal 20 % untuk sektor pendidikan, itu banyak sekali bila dibandingkan dengan sektor lain yang menjadi kewajiban pemerintah setiap tahun anggaran.
Itulah sebabnya seorang teman di Kementerian Pendidikan bercerita tentang anggaran besar di kementeriannya, pusing cara menghabiskannya, sehingga urusannya kebanyakan merencanakan perjalanan dinas dan rapat rapat diluar kota yang tidak henti henti nya, capek sendiri dan tidak menjamin tupoksi sepenuhnya berkorelasi dengan tujuan peningkatan pendidikan.
Sampai disini terjawab benang merah dari anomali yang terjadi dalam dunia pendidikan, disatu pihak anggaran negara yang sangat besar dan kesulitan aparat untuk menghabiskannya atau mencari judul kegiatan proyek, sedangkan dipihak lain masyarakat merasa negara tidak cukup memberikan subsidi bagi dunia pendidikan sehingga pendidikan dirasakan sangat mahal, tidak terjangkau, masalah kurang gizi siswa dan masalah lain sehari hari yang bikin pusing para guru.
Mungkin itu pula sebabnya ada juga capres atau caleg yang menjanjikan tunjangan perbaikan gizi dan pendidikan bagi rakyat sebagai thema kampanye mereka.
Masalah masalah dunia pendidikan itu banyak sekali, problem guru juga bejibun termasuk para guru dan pelajar yang dimanfaatkan untuk tujuan politik dan pengerahan massa, namun di hari pendidikan ini tidak salah mengucapkan " Selamat Hari Guru" , biarlah engkau para guru tetap menjadi pribadi yang ditiru dan digugu...
Sekali lagi, selamat hari guru...
Tanjungsari, 25 November 2023
Batara Tobing.