Bukan sedih karena belum menikah, tapi sedihnya karena perginya teman-teman seperjuangan yang sudah menikah. Mereka akan sibuk dengan kehidupan baru mereka, dan aku masih disini dengan kehidupan yang sama. Teman-teman seperjuangan itu yang biasanya menanyakan kabar, mengajak untuk jalan-jalan, melewati suka dan duka bersama. Satu persatu mereka sudah menemukan belahan jiwa. Aku tidak sedih, aku senang, bahagia, akhirnya mereka bisa menggenapkan agama.
“Jodoh itu seperti kematian; tidak ketebak, tidak bisa dimajuin atau dimundurin waktunya”. Setelah menikah baru merasa “it is the right time” dan setiap orang beda waktunya. Cause everyone has their own story.
KEMBALI KE ARTIKEL