Indonesia pula didaulat sebagai negeri paling plural dalam berbagai dimensi.
Keragaman suku, etnis, agama, juga adat istiadat merupakan anugrah agung dari Ilahi, sekaligus bisa menjadi petaka perang saudara. Jika penataan dan pendidikan dalam memahami perbedaan tidak diperhatikan.
Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, sarjana Inggris, JS Furnival, meramalkan, jika kolonial Belanda tidak kembali berkuasa, Indonesia akan pecah berkeping-keping, karena menurut dia tidak ada faktor yang mempersatukan negeri ini.
Ramalan gelap Furnival, alhamdulillah, tidak menjadi kenyataan. Tetapi, skenario gelap itu tetap saja muncul dari waktu ke waktu, khususnya pada saat krisis politik.