(Seri Leadership : 18)
Oleh : Basuki Ranto
Bawahan adalah yang bekerja dalam suatu organisasi memiliki status lebih rendah, mempunyai lebih sedikit hak istimewa dibandingkan atasan dan bergantung dengan atasannya
Bawahan merupakan unsur yang dominan dalam mengeksekusi kebijakan pimpinan secara tepat, berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam mengelola bawahan diperlukan komunikasi yang jelas tentang ekspetasi yang menjadi sasaran dan target yang ingin dicapai serta tahapan yang perlu dilakukan dengan mengedepankan prinsip optimistik  terjangkau.
Keterbukaan dalam komunikasi antara pimpinan dan bawahan menjadi penting agar bawahan bisa meyakini terkait kepada hal-hal yang akan dicapai dan manfaanya.
Dalam mengelola bawahan diperlukan sikap atasan yang sopan dan baik akan tetapi tegas, sehingga bawahan akan respek dan memiliki loyalitas yang utuh.
Namun demikian hal ini sangat dipengaruhi oleh tipe bawahan , sehingga diperlukan upaya mengenalli dan mengindentifikasi  tipe-tipe bawahan tersebut, sehingga bisa tepat dalam upaya yang dilakukan mengelola bawahan.
*Tipe Bawahan dan Upaya Pengelolaan*
Dalam mengelola bawahan pada dasarnya terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai berikut : Tipe Konstruktif, Tipe Impulsif, Tipe Rutin, Tipe Subversi.
Lebih lanjut dapat dapat dijelaskan dari masing-masing tipe tersebut sebagai berikut:
a)Tipe Bawahan Konstruktif
Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi memiliki pemikiran kreatif, berpandangan kedepan, memiliki ambisi serta tanggap terhadap berbagai situasi.
Upaya yang perlu dilakukan dalam mengelola bawahan tipe ini adalah : berikan kepercayaan penuh untuk mengambil langkah, terus diajak komunikasi yang fokus , berikan target dan sasaran yang harus dicapai dan hargai (jangan dicela dan dimarahi) karena sesungguhnya bawahan tipe pengelolan bawahan tipe konstruktif ini sangat potensial untuk dikembangkan dan mudah diarahkan serta memilki kemauan untuk maju.
b) Bawahan Tipe Rutin
Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi tipe ini di bawah tipe konstruktif yakni kurang memiliki inisiatif, cenderung gamang jika tanpa petunjuk dan arahan yang jelas, sehingga memerlukan perhatian dari atasan untuk memastikan mampu berkembang. Sesungguhnya tipe  rutin ini jika diarahkan dengan benar dan tertur dapat bekerja dengan loyal dan serius sehingga mengalami peningkatan.
Upaya pengelolan bawahan tipe rutin adalah memberikan saran yang hendak dicapai, kemudian memberikan arahan dan prosedur yang jelas. Jika perlu dengan target waktu dan janji kalau berhasil diberikan sesuatu, karena sesungguh bawahan tipe ini dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas.
c) Bawahan Tipe Impulsif
Bawahan tipe ini cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar suka atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif. Dalam melaksanakan tugas pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh sikap terhadap atasannya. Ketika suka maka alan support dan bekerja sebaik mungkin dan sebaliknya ketika tidak suka kepada atasannya maka akan membelot dan menghambat.Oleh karenanya memerlukan perhatian secara persuasif agar lebih mampu menyesuikan fungsi dan tugasnya benar tanpa melihat siapa atasannya.
Upaya yang perlu dilakukan atas bawahan dalam tipe ini adalah melalui : Â mengutamakan pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta target, agar bekerja dengan baik pimpinan harus berikan perhatian dan teladan. Oleh karenanya memerlukan perhatian secara persuasif agar lebih mampu menyesuikan fungsi dan tugasnya benar tanpa melihat siapa atasannya.
d) Bawahan Tipe Subversif
Bawahan tipe ini pada dasar memiliki sikap sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, dapat menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan seperti : memprovokasi, menjilat, menghambat, apatis, masa bodoh dan bentuk sejenis yang pada intinya kurang patuh dan cenderung semaunya sendiri.
Upaya pengelolaan yang diperlukan untuk bawahan tipe subversif adalah dwngan memberikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak dicapai, memberikan pendampingan dan penyangat serta jika memungkinkan janjikan imbalan kalau bethasil atau memberi sangsi ketika tidak ada perubahan.
*Kesimpulan*
Dari beberapa uraian sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, maka ada beberapa catatan kecil yang merupakan kesimpulan adalah sebagai berikut:
(1) Mengenali tipe bawahan menjadi  sangat penting untuk memastikan pimpinan untuk mengambil langkah-langkah meningkatkan Performa SDM secara keseluruhan sehingga diperoleh hasil
Kinerja yang optimal.
(2) Komunikasi yang Terbuka dan Jelas perlu ditumbuh kembangkan agar bisa secara tepat melalukakan upaya pengelolaan terkait dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing tipe bawahan.
(3) Dalam Upaya meningkatkan kapabilitas bawahan tidak saja memberikan training atau pelatihan kerja, akan tetapi diperlukan pembelajaran (learning) agar prinsip pekerjaan dilakukan sesuai dengan keahliannya serta mampu mengantisipasi adanya perubahan.
(m@s-b@s, 03082024)
REFERENSI KEPUSTAKAAN :
_John C Maxwell, Laws of Leadership _
_Prof Dr H Veithzal RivaiPemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi,_
_Robbin & Judge leadership_