Panglima Cheng Ho di Indonesia pernah ke Sumatera bagian selatan yaitu Palembang, dan menetap beberapa tahun di Palembang pada abad ke 15. Waktu itu kejayaan Kerajaan Sriwijaya mulai runtuh, maka dari itu Bangka menjadi bagian dari Sumatera selatan dan Cheng Ho lah panglimanya. Selama di Palembang Panglima Cheng Ho berhasil melakukan penyebaran islam dan membentuk masyarakat Tionghoa Islam. Kegiatan sosial dan pengajaran tata cara berdagang secara Islampun berhasil di terapkan Panglima Cheng Ho kepada Orang – orang Tionghoa di Palembang waktu itu.Di luar misi penyebaran islam dan kegiatan sosial yang di lakukan, Panglima Cheng Ho juga punya misi lain, yaitu mencari saudara tertua dari Ayah Panglima Cheng Ho yang lebih dulu ke Nusantara, yang bernama Bong Chai Lie Pung, Panglima Cheng Ho mencari saudaranya karena pada zaman itu China melakukan perdagangan timah dari Nusantara dan itu kiriman dari Bong Chai Lie Pung, dari petunjuk warga Palembang dan warga Thionghoa bahwa Timah hanya ada di pulau Bangka yang berada di sebelah Pulau Sumatera bagian Selatan, dan di bangka juga ada orang sakti berasal dari China yang bernama Raden Ali bukan Bong Chai Lie Pung, Raden Ali adalah penerima upeti – upeti Timah di Bangka, dari situlah Panglima Cheng Ho mendapat petunjuk, kemudian Panglima Cheng Ho bersama dengan 3 prajuritnya dan 1 orang yang terkaya dari Cina yang ikut bersama rombongan Panglima Cheng Ho ke Nusantara waktu itu, kemudian Panglima Cheng Ho berlayar menuju pulau Bangka. Pada sore hari dari Palembang Panglima Cheng Ho berangkat menuju pulau bangka dengan menggunakan kapal kayu yang berukuran lebar 35 meter dan panjang lebih kurang 85 meter dengan bendera yang bergambarkan Bulan dan Bintang yang berarti PENERANGAN DAN PEMBERI KEGELAPAN.
KEMBALI KE ARTIKEL