Kota Semarang memang banyak bersolek akhir-akhir ini. Semenjak tampuk pemerintahan berpindah dari walikota yang terdahulu, Kawasan Simpang Lima yang dulunya kumuh tidak beraturan akibat Pedagang Kaki Lima yang membuka lapak dagangan di mana-mana sekarang bisa dibilang hampir tidak ada. Para PKL warung kuliner pun menjadi cantik dengan penertiban penyediaan tempat tempat jajan kuliner yang baik, dan lapangan Simpang Lima yang dulu bak pasar tiban saat akhir pekan tiba kini menjadi nyaman dan dapat dipergunakan kembali oleh warga Kota Semarang untuk baik aktivitas bersantai, berolah raga yang menyenangkan. Ada pro, tentu ada juga kontra. Pasukan Satpol PP terbilang aktif melakukan tugas penertibannya. Para pedagang asong tidak dibiarkan berada di seputar jalan Pahlawan sama sekali. Becak-becak yang biasa mangkal pun semakin kesulitan mencari tempat untuk mangkal di seputar daerah strategis Simpang Lima, walaupun ada beberapa tempat di mana memang khusus menjadi parkir becak, walaupun bisa dibilang kurang sebanding dengan banyaknya becak yang berada di Semarang sendiri. Beberapa waktu lalu, saya sempat hampir tiap malam menjelang pagi nongkrong bersama para beliau ini, para tukang becak yang ada di seputar Simpang Lima dan Jalan Pandanaran. Ngobrol ngalor-ngidul ditemani wedang ronde bersama mereka, tertangkap kegelisahan bahkan saat mengobrol karena kami memang sekedar nongkrong di sekitar ruas jalan protokol, bersama dengan para tukang wedang ronde yang kami panggil untuk sekedar 'ngemper' di trotoar bersama.
KEMBALI KE ARTIKEL