Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Surat Dari Teroris Yang Membuat Pertanyaan

3 September 2012   07:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 1214 4
Semakin aneh.

Berangkat dari tulisan menarik rekan Kompasianer Muhammad Samin yang berisi informasi tentang 'surat berlembar lembar' yang ditemukan pada F (19) , salah satu tersangka aksi teror Solo. F merupakan salah satu dari 'tersangka teroris' yang meninggal karena baku tembak dengan  satuan Densus 88 di kota Surakarta yang lalu.  Setelah menelusuri dari berbagai informasi yang tersedia di media, dahi pun berkerut setelah membacanya.

Brigjen Polisi Boy Ramli dalam pernyataan resminya kepada media memberitahukan bahwa isi surat berlembar lembar tersebut merupakan pernyataan dari F tentang keinginan 'aksi penegakan negara' dengan Syariat Islam. Tambahnya lagi, Boy Ramli mengatakan bahwa penembakan yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan sebuah balas dendam atas kekecewaan mereka terhadap Polri atas penangkapan para kamerad perjuangan mereka dalam berjihad.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, ditemukan adanya keterkaitan antara tersangka yang tewas dengan Pondok Pesantren Ngruki yang sempat dikenal dengan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan juga benang merah terhadap perjuangan Jamaah Islamiyah.

Ada beberapa pertanyaan yang malah timbul setelah membaca pernyataan dari Boy Ramli diatas seperti yang telah dilansir di beberapa media.  Walaupun ditemukan bukti tentang keterkaitan F dan rekannya terhadap JI dan yang lainnya, apakah benar memang ini alasannya? Terasa terlalu klise, untuk mengaitkan sebuah serangan dengan 'aksi teroris'.

Pertanyaan yang timbul berikutnya dan menjadi dasar penulisan artikel ini adalah surat untuk siapa? Atau, dari siapa? Disebutkan bahwa surat tersebut merupakan surat wasiat dan juga sebuah catatan pribadi F. Lagi lagi, semakin klise. Memang, jaringan teroris seringkali dengan lantang memberikan keterangan kepada publik tentang aksi mereka. Sebuah pengakuan akan aksi dan juga berlaku sebagai amaran atau ancaman. Bahwa mereka akan terus melakukan aksi sesuai dengan ideologi yang mereka pahami.

Sebuah hal yang memang sering terjadi di dunia terorisme. Tapi kali ini, barang bukti yang ditemukan ini terkesan 'dipaksakan'.  Penggiringan berita atau fakta seperti dengan mudah mengarah ke kesimpulan stereotype. Terlalu mudah untuk dicerna dan disimpulkan.

Penembakan kepada Polisi. Penembakan kembali yang kemudian memakan korban jiwa. Pembalasan dari Densus 88 yang kemudian juga memakan korban jiwa dari pihak 'teroris'. Penggebrekan Densus 88 yang 'salah alamat'. Surat pengakuan dari sang pelaku. Keterkaitan akan sebuah jaringan teroris yang 'kebetulan' memang besar di kota Surakarta.

Maaf, tidak ingin mengindahkan atau tidak hormat terhadap dua orang Polisi gugur disini dan juga Keluarga Besar mereka.  Tidak  ada keraguan sedikitpun untuk mengakuibahwa keduanya adalah pahlawan bangsa.

Tetapi itu tidak mengurangi kesan 'artifisial' yang ingin dibentuk melalui pernyataan resmi dari Polri sendiri. Sebuah edisi cloak and dagger yang membingungkan dan sedikit fiksi.

Tidak tahu apakah berita ini memang sengaja diberikan  Polri sebagai makanan publik sebagai sebuah fakta yang 'harus' diterima, atau

Pihak yang bersinggungan dengan Polri atau Densus 88 pada khususnya sengaja memberikan fakta fakta tersebut supaya keberadaan dan keaslian motifnya memang tidak bisa terbaca, atau

Polri memang sedang 'playing possum'.  Sebuah istilah yang dikenal saat possum, atau tikus berkantung pura pura mati untuk mengelabuhi musuhnya, atau

Memang sebetulnya hanya benar benar se 'sederhana' itukah jalan ceritanya?

Jadi teringat dengan sebuah tambang emas, yang nun jauh disana......

sumber :

http://hukum.kompasiana.com/2012/09/03/membaca-isi-surat-teroris-solo/

http://news.detik.com/read/2012/09/03/105312/2005881/10/ini-isi-surat-terduga-teroris-di-solo?991101mainnews

http://video.tvonenews.tv/arsip/view/60913/2012/09/02/inilah_isi_surat_tersangka_teroris_solo.tvOne

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun