Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Kecelakaan Mobil Dinas Di Semarang. Salah Siapa?

14 Agustus 2012   18:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 1845 10
Duka.

Itulah yang dirasakan orang tua dari Rio Rizky  ,Arviko Akbar dan Bayu Kurnia. Ketiga anak anak yang masih berusia 16 tahun ini tewas setelah mobil yang dikemudikan oleh almarhum Rio terguling di Jalan Tol Semarang karena oleng setelah berusaha menyalib sebuah truk di tikungan yang memang cukup tajam.  Adapun 4 orang lainnya, masih berusia sama  saat ini telah berada dalam perawatan di Rumah Sakit karena luka luka yang cukup serius.

Kejadian ini berlangsung setelah kegiatan anak anak SMU 9 Semarang ini yang melaksanakan Sahur On The Road bersama sama.  Oka Trisnanda (16)  yang merupakan anak dari Harini , salah seorang staff ahli Walikota di Semarang adalah yang pada awalnya membawa mobil dinas milik Ibunya.  Pada saat kejadian, Okta malah sedang berada di mobil lain milik temannya sehingga kemudi mobil diserahkan kepada almarhum Rio.

Tragis sekaligus miris melihat berbagai fakta diatas.  Terlepas dari faktor korban manusianya sendiri, anak anak tersebut masih berusia 16 tahun, yang berarti belum cukup umur untuk memiliki Surat Ijin Mengemudi A yang diklasifikasikan untuk peruntukan jenis kendaraan roda 4 atau mobil.

Fakta yang kedua adalah baik pada mobil yang kecelakaan maupun tidak, para orang tua mereka pun memberi ijin untuk menggunakan mobil mobil tersebut.  Seringkali memang itulah yang dilakukan orang tua, bahwa karena kasih sayang, usia anak yang belum cukup matang pun tidak jadi sebuah alasan kuat untuk sebuah kata tidak.

Fakta yang ketiga dan yang lebih salah adalah mobil Toyota Kijang Innova yang mengalami kecelakaan adalah kendaraan dinas sang Ibu, Harini , yang bertugas di Kantor Walikota Semarang.  Hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang yang semestinya menjadi contoh abdi di masyarakat.  Pemberian ijin Harini kepada anaknya, Okta, sudah melanggar ketentuan peruntukan mobil dinas  dan kode etik jabatan sendiri.  Aturan yang dibuat telah dilanggar sendiri. Dan sayangnya,  tampaknya hal ini sudah merupakan sebuah 'kebiasaan umum' yang terjadi di pemerintahan.

Lupa, bahwa kendaraan dinas yang dibeli dari uang rakyat untuk kelancaran operasional sehubungan dengan jabatan dan pekerjaan malah disalah gunakan untuk kepentingan pribadi.  Sampai dengan saat ini belum terdengar sanksi apakah yang akan dikenakan kepada Harini atas pelanggarannya ini. Sudah semestinya ada.  Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sendiri sedikit sedikit terkikis, apabila tidak dibilang sudah, justru dimulai dari hal hal kecil seperti ini.  Penyalah gunaan yang dilakukan sepertinya dibiarkan.  Dan pasti masih akan berjalan di musim mudik ini, dimana kendaraan dinas dipergunakan semata mata untuk keperluan pribadi.

Kembali ke kebiasaan umum di masyarakat. Sudah sangat sering sekali mendengar kecelakaan, baik kendaraan roda dua ataupun roda empat yang diakibatkan oleh para pemakai yang masih belum dewasa.

Anak anak berusia sangat muda, bahkan ada beberapa dari mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar  kenyataannya bebas berlalu lalang menggunakan sepeda motor, yang tentunya atas ijin orang tuanya. Ini jelas salah.  Sebuah bentuk kesalahan orang tua dalam pendidikan anaknya atas dasar kasih sayang.  Dan ini jelas tidak bisa dibenarkan, atas dasar apapun.

Apabila anak didalam usia tumbuh kembang mereka ternyata ada minat pada dunia otomotif, memang perlu adanya dorongan dari orang tua untuk pengembangan bakatnya. Tapi tidak di jalan raya.  Pengembangan bakat anak bisa dilakukan di tempat tempat yang sudah disediakan, seperti sirkuit untuk balap motor, grasstrack dan gokart sendiri. Ini yang benar.  Atau minimal, apabila cara yang dianjurkan tadi terlalu berat maka kembangkan bakat anak di area kosong untuk memupuk bakat mereka. Dan tentu, tetap dalam bimbingan dan sepengetahuan orang dewasa yang bertanggung jawab.

Pengembangan akhlak, bakat dan rasa tangggung jawab anak memang dimulai dari sebuah lingkup yang terkecil yaitu keluarga.  Bagi keluarga yang tidak mengindahkan ini , maka jangan pernah terheran heran saat mendengar kasus pelanggaran hukum dan yang lainnya yang semakin merebak. Karena pada dasarnya, ada kelalaian dari orang tua sendiri untuk perhatian dalam masalah ini.

Ada permisif, dalam sisi pelanggaran pelanggaran hukum. Ada rasa sayang, yang mengalahkan pelajaran tanggung jawab. Ada keacuhan, tentang apa dampak negatif yang nantinya mungkin akan dilakukan oleh si anak tadi ke masyarakat. Dan yang tak kalah penting, ada pemaksaan orang tua terhadap sisi psikologis si anak sendiri dalam masa tumbuh kembangnya.

Dan apabila hal seperti kejadian memilukan diatas terjadi, tak ada yang lain yang bisa disalahkan kecuali rasa sayang dalam bentuk yang salah para orang tua terhadap anak anaknya.

Jangan biarkan ini terjadi lagi.

*berita kecelakaan mobil dinas disarikan dari berbagai sumber

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun