Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif

Anak Dan Kendaraan. Berhati hatilah, Orangtua.

18 Juni 2012   18:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 1430 8
Seringkali kita mendengar banyak contoh kejadian akibat kelalaian orang tua yang meninggalkan anaknya didalam mobil dikarenakan sebuah urusan.

Dan kemarin malam, saya termasuk salah satu dari orang tua yang lalai tersebut.

Bermula dari saat saya dan kedua putri saya, masing masing berumur 6 dan 7 tahun pulang dari rumah sakit selepas menjenguk anak bungsu saya yang kebetulan harus mondok di rumah sakit akhir akhir ini.  Karena anak bungsu saya masih berusia 3 tahun, tentu sang Ibu turut menjaganya di rumah sakit yang juga berarti saat ini saya single gardan menjaga kedua putri kami.

. Kedua putri kami yang tak tega melihat adiknya di rumah sakit dan bersikeras untuk ikut menjaga dan membantu Bundanya mempersiapkan segala kebutuhan selama dirumah sakit  membuat kami sedikit lunak untuk membiarkan mereka disana sampai bisa melihat si adik tertidur pulas.  Saat kami meninggalkan rumah sakit, jam di dinding kamar sudah menunjukkan pukul 9:30 malam.

Dalam perjalanan kembali dari rumah sakit, tentu kedua putri kami sudah sangat mengantuk. Terutama anak kedua saya yang berumur 6 tahun yang memang julukannya adalah si putri bantal. Dia terbiasa tidur setiap hari setiap pukul 8 malam. Sementara kakaknya, memang sedikit 'nurun' bakat begadang Abahnya. Di dalam mobil pun keduanya duduk di belakang, dan putri saya yang kedua sudah menurunkan posisi jok mobil sehingga dia bisa tidur dalam mobil. Tak lama, diapun sudah tertidur sementara sang kakak masih sedikit terjaga, walaupun sudah sedikit ngantuk.

Teringat keperluan yang memerlukan uang tunai di keesokan paginya sayapun menyempatkan diri berhenti di depan sebuah bank yang ada atm-nya di pintu masuk. Parkiran ruko sudah tampak sangat sepi, bahkan tak terlihat petugas keamanan disekitar ruko tersebut.

Karena merasa sedikit khawatir dengan suasana sekitar, saya memutuskan untuk meninggalkan mereka di mobil dengan berpesan kepada si kakak untuk membuka kunci pintu mobil saat saya kembali ke mobil nanti. Memang sengaja pintu saya kunci, walaupun posisi mesin dan a/c memang menyala, dan kaca jendela depan sengaja saya buka sedikit. Hal ini saya lakukan karena tidak ingin mengganggu kenyamanan putri kedua saya yang sedang tidur.

Saya bergegas segera masuk ke atm. Sayangnya, posisi atm sendiri sedikit menjorok ke dalam sehingga pandangan ke arah parkiran mobilpun tidak terlihat.  Setelah melakukan transaksi transfer dan mengambil uang tunai yang sedikit memakan waktu, sayapun kembali ke arah parkir mobil yang sebenarnya tidak jauh dari posisi atm itu sendiri.

Kaget. Saat melihat ada seseorang berdiri tepat disebelah mobil saya.  Yang saya ingat kemudian adalah saya menghardik orang tersebut dan menanyakan ada apa.  Orang tersebut sempat melihat ke arah saya, namun segera bergegas pergi menuju arah belakang mobil yang ternyata disitu ada rekannya yang sedang berada diatas motor. Saya lari ke arah mobil dan mereka pun langsung pergi dengan motor mereka.

Saat kembali ke mobil saya langsung mengetuk kaca dan disitu terlihat sang kakak masih termangu menghadap ke kaca mobil, sementara posisi adiknya masih tampak tertidur.

Alhamdulillah, dan saya pun memintanya untuk membuka kunci pintu dari dalam. Saya tanya kepada si kakak, orang yang tadi itu sedang apa. Menurut si kakak, tadinya orang tersebut mencoba membuka pintu depan. Mungkin tadinya dia tidak melihat bahwa ada putri putri saya didalam.  Saat mengetahui ada putri saya didalam, Si "Om" tadi kemudian meminta putri saya untuk membuka pintu mobil. Kata anak saya, si "Om" bilang mobilnya rusak dan pintunya harus dibuka !

Lemas kaki saya mendengar cerita si anak. Tak terbayang apa yang terjadi apabila si kakak yang tentu setengah mengantuk tersebut menuruti permintaan orang tersebut. Atau, apabila orang tersebut berhasil membuka pintu mobil. Lebih mungkin lagi, apabila saya ternyata memutuskan untuk tidak mengunci pintu mobil karena merasa akan meninggalkan mobil 'hanya sebentar'.

Dan tidak menyalahkan siapa siapa atas kejadian ini, dalam hal ini saya-lah sebagai orang tua yang paling lalai dan tidak bertanggung jawab dengan telah meninggalkan kedua putri saya.  Tidak ada pembenaran sama sekali atas kejadian ini.

Walaupun saya sangat bersyukur kepada Tuhan tidak terjadi apa apa, tapi hendaklah ini menjadi pelajaran. Bagi saya sendiri ,dan mudah mudahan bisa bermanfaat buat yang lain. Kelalaian saya sebagai orang tua mudah mudahan dapat menjadi satu dari sekian banyak contoh yang lain.

Banyak dari contoh tersebut yang tidak berujung baik , tidak seperti kejadian yang kami alami.

Banyak kejadian yang merupakan musibah saat berkendara dengan si buah hati yang umumnya disebabkan atas kelalaian orang tua sendiri.  Entah itu secara sadar, seperti apa yang sudah saya lakukan, ataupun tidak sadar.

Berikut beberapa hal yang seringkali sebagai orang tua kita abaikan saat berkendara. Baik itu dengan sepeda motor ataupun mobil :


  1. Membiarkan anak untuk duduk di kursi terdepan ( baik dikursi penumpang, ataupun di jok motor di bagian depan ) : Ini sangat berbahaya. Impact apabila terjadi benturan baik dari depan akan sangat berbahaya bagi sang anak. Ingat , bahkan pada mobil sekalipun sabuk pengaman tidak didisain untuk tubuh si buah hati.  Lebih baik dan sangat dianjurkan bagi mereka untuk duduk di kursi baris kedua.  Bagi pengendara motor, berhati hatilah saat anda menempatkan buah hati sadel jok yang terdepan. Ingat , walaupun kita sudah berhati hati sekalipun, kita sudah menempatkan si buah hati di posisi frontal saat terjadi tabrakan.  Saya pun seringkali melihat, bahwa karena 'rasa sayang' orang tua, banyak (terutama sang Ayah) yang mendudukkan bayi atau anak yang masih kecil di posisi pengemudi. Mobil atau motor bukan mainan anak anak. Jarak aman antara kemudi atau steering wheel dengan tubuh pengendara menjadi terganggu, jarak pandang dan kemampuan manuver dan yang lainpun sangat terganggu. Sangat dilarang.
  2. Meninggalkan kendaraan dalam posisi hidup, saat anda tidak berada disekitar. Perlu diingat bahwa anak sedang dalam usia eksplorasi atau pengenalan. Rasa ingin tahu mereka yang besar kadang kadang bisa menjadi bahaya saat tidak didampingi.  Sudah banyak kasus yang dijumpai saat anak tiba tiba masuk ke dalam mobil atau naik ke sepeda motor saat posisi hidup, tanpa ada kehadiran orang tua disekitar. Fatal.
  3. Meninggalkan anak didalam kendaraan dalam posisi hidup, ac menyala dan jendela tertutup rata. Ingat bahwa bahkan di mobil yang baru sekalipun sangat rentan dengan kebocoran gas Co2 yang dapat menyusup kedalam kabin.  Apabila memang suatu saat anda perlu melakukannya, jangan lupa untuk membuka jendela walaupun sedikit. Yang ideal , tetap ada supervisi dari orang yang telah dewasa.
  4. Bersepeda motor melebihi kapasitas . Ini yang sulit dihindari. Sepeda motor sebagai alat transportasi yang murah memang telah 'memaksa' kita untuk mempergunakannya sebagai alat transportasi untuk keluarga. Tak jarang terlihat sang ayah,ibu dan dua orang anak harus berada di satu sepeda motor. Memang pilihan yang sulit, dan saya hanya bisa menyarankan agar sangat berhati hati, karena sepeda motor tersebut sejatinya memang hanya untuk maksimal dua orang saja.
  5. Meninggalkan sang buah hati didalam mobil dalam posisi menyala tanpa pengawasan orang dewasa : Sama seperti kasus saya dan dapat dijadikan contoh. Hal lain yang bisa sangat berbahaya adalah saat sang anak tertarik untuk menarik tuas rem tangan, atau memainkan perangkat pengemudian kendaraan seperti persneling dan yang lain. Bagi kasus saya, sangat rentan terhadap kejahatan. Dan bagi yang lain, banyak sekali contoh buruk yang terjadi.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun