Yang dapat dimengerti , dinikmati tanpa sebuah batasan. Subyektifitas bergantung pada selera, yang berarti bisa umum atau masing masing individu. Tapi ternyata hal ini tidak berlaku pada "musik Capres" atau secara lugasnya musik yang menunjukkan dukungan pada satu atau dua individu yang kebetulan sedang menjadi Calon Presiden dan Wakil Presiden untuk Indonesia periode 2014 ke depan .
Disini, musik adalah bagian dari komunikasi massa. Genre, aransemen dan bahkan siapa yang menyanyikan berikut bait baitnya adalah bagian dari marketing communication masing masing calon. Ada dua video klip yang memang sangat menonjol dan menarik untuk dibahas.
Yang satu adalah Salam 2 Jari ala Komunitas Revolusi Harmoni yang dipunggawai oleh Slank ( and friends, tentunya) , dan disisi yang lain adalah "Prabowo -Hatta (We Will Rock You) dari Sang Maestro Ahmad Dhani , Nowela,Virzha dan Husein. Mari kita coba bahas satu persatu dari sisi musikal dan tentu bagian dari komunikasi massa-nya.
Salam 2 Jari
courtessy of Youtube
Video klip menunjukkan suasana yang slengek'an. Santai, apa adanya, berkesan 'tanpa polesan'. Mengambil setting dengan latar belakang sebuah studio musik garis miring ruang kerja garis miring tempat nongkrong dan garis miring lagi bahkan tempat tidur ? Para penyanyi tampil apa adanya, "seolah olah" setting tersebut memang dibuat seakan akan behind the scene, rehearsal / latihan sebelum video klip yang asli akan direkam.
Lagu yang simpel, lirik menggelitik. Irama nya benar benar 'merakyat' , Endonesah sekali, sedikit 'ndeso' dan boong banget kalau irama kentrungnya tidak bikin seseorang ikutan goyang ( walaupun mungkin cuma jempol kakinya ) dan lirik "Salam, dua jari, jangan lupa pilih Jokowi" -nya gak nempel di benak anda. Apalagi lengkingan ngeselin "Jekaa" -nya. Seriusan, butuh waktu lama dan konsentrasi yang cukup tinggi untuk menghilangkan teriakan usil "Jekaa" nya dari kepala.
Secara bahasa komunikasi-nya?
Merakyat. Apa adanya. Usil. Kreatif. Padat karya ( melihat tempat yang super multi fungsi ini) dan muda. Lirik yang gampang dicerna pun merupakan bahasa komunikasi yang tajam. Dan sepertinya musik ini ingin memberikan gambaran tentang sosok Calon Presiden dan Wakil Presiden yang direpresentasikan disini :Jokowi yang suka blusukan, ndeso, merakyat dan seorang Jusuf Kalla yang gemar memakai sepatu buatan Cibaduyutnya kah?
Melihat dari sisi musik dan bahasa komunikasi, lagu ini berhasil dengan 'misinya'.
Prabowo- Hatta (We Will Rock You )
courtesy of Youtube
Jujur. Untuk menuliskan judul lagu inipun terus terang saya kebingungan. Enggan mencari referensi lebih lanjut, karena menurut saya pribadi ya memang judul lagu untuk menunjukkan dukungan kepada seorang Calon Presiden dan Wakilnya semestinya memang menjadi penggambaran tentang sosok mereka. Prabowo- Hatta atau We Will Rock You -nya Queen sih sebenarnya?
Ok lah, to cut things short ( pake bahasa inggris dong,men, kan lagunya aja begini) mari kita setuju bahwa judul lagunya adalah Prabowo - Hatta. Ahmad Dhani tampil dengan dandanan unik khas military. Nowella dengan suaranya yang khas, tampil super heboh serba kelam . Apa maksud dari atribut yang digunakannya? Misterius? Atau apa? Sementara Virzha, sang rocker Indo- Idol tampil nge grunge dengan dandanan sosialis, yang bisa didapat di toko toko military surplus apabila anda kebetulan memang gemar atribut yang 'militer'. Husein? Walaupun memberi hormat ala militer, kostum yang dikenakannya khas anak muda.
Militer, misterius dan muda ? Minimal, itu kesan subyektif yang saya dapat dari wardrobe mereka.
Background dengan latar belakang putih. Satu demi satu para 'artis' ini membawakan bagian dan lirik mereka. Lambang Garuda Indonesia pun dibawa kesana kemari . Hendak memberikan satu kesan nasionalis, patriotik, tapi entah kenapa mata ini malah melihatnya seperti anak kecil yang sedang main pesawat pesawatan. Dan Garudaku, jadi mainan mereka !
Lagu dan liriknya ? Derap. Ngerock. Militer yang rocker kah ? Mohon maaf sekali lagi karena saya sedikit malas untuk menghafal lirik yang dinyanyikan oleh Ahmad Dhani dengan tempo yang cepat dan yang tertangkap berulang kali hanya siapa lagi, siapa lagi, dan lagi lagi siapa lagi. Oh ya, tentu juga "Prabowo-Hatta" yang ternyata bahasa Inggrisnya adalah"We Will Rock You".
Bahasa komunikasi terkait yang bisa tertangkap ? Militer, dinamis, muda, namun selain sosok Prabowo yang militer saya gagal faham bagaimana harus mensikapi baik video klip maupun lirik dari lagu sendiri. Imajinasi malah jadi gatal untuk menghubung hubungkan subliminal message antara pasangan Prabowo- Hatta dengan Ratu Inggris, Brian May danbahkan mendiang Freddy Mercuri.
Now. How can a bloke like me feels patriotic, when I see bunch of guys ( and girl) singing a song which is not originally Indonesian, nor sang by an Indonesian singer on the original version. Saya penggemar Queen. Namun untuk mendengarkan 'versi Indonesia-nya' dan lirik yang dikenal sejak masih bercelana monyet diganti dengan kata kata "Prabowo-Hatta", entah kenapa malah tak minat untuk memutar ulang video klip tersebut, apalagi menghafal liriknya.
Mungkin malah lagu 'nasionalis' yang tepat untuk pasangan Prabowo - Hatta, menurut saya justru Garuda di Dadaku versi grup rock band Netral. Lebih nendang, lebih asyik, lebih membumi dan jelas lebih nasionalis. Dan jujur saja, penggambaran para artis yang berada dalam video klip Prabowo- Hatta, dimana mereka hanya tampil satu demi satu tanpa pernah bersama sama seakan akan menampilkan suatu keakuan, angkuh khas Ahmad Dhani yang sayangnya ditonjolkan sekali disini. Menjadi satu warna tentang tidak adanya kerja sama, egois. Atau satu ?
Entahlah.
Bagi yang belum sempat melihat kedua video klip, jangan terpengaruh oleh kata kata saya dan berikan review menurut kata hati anda. Ini musik, namun juga politik. Namun semestinya kita bicara di satu bahasa yang lagi lagi lebih universal.