Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Sesat di Awal Ramadhan

28 Juni 2014   04:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:30 80 5
Marhaban, Ya Ramadhan.

Anda kebetulan 1. Atau mungkin 2.

Mau 27, 28 atau 29 ? Kita semua bersaudara. Mendamba ucapan yang sama,  Insya Allah kelak, di akhirul kalam kita.

Marhaban, Ya Ramadhan.

Penuh haru, dan suka cita.

Semoga Allah SubhanahuWa Ta' Ala senantiasa berkenan untuk menurunkan barokah-Nya. Menghilangkan syak wasangka, segala penyakit hati di diri kita masing masing. Memberikan keselamatan. Kesehatan. Memberikan hidayah Nya. Mendekatkan mereka, kami , yang  jauh, atau merasa jauh.

Menambah kedekatan bagi mereka, kami, yang dekat atau merasa dekat. Memberi mereka, kami, kekuatan untuk mendekat dan merangkul, menyentuh hati  sesama saudara, dengan segala ikhlas, tentu atas ijn Allah Ta'Ala.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'Ala masih memberikan kesempatan untuk menerima segala ampunan, segala kebaikan, manfaat dan syafaat di bulan suci Ramadhan ini.

Semua yang mungkin tampak berbeda adalah untuk memudahkan. Bukan memisahkan. Nawaitu memasuki bulan Ramadhan dengan segala kerendahan hati.Dengan sebuah kesadaran yang tak terbantahkan bahwa manusia memang bukan mahluk yang sempurna.  Yang dikaruniai akal, dan juga berderet kekurangan.

Dan keinginan untuk memperbaiki, bukan untuk merasa lebih benar dan bahkan sempurna, bahkan pada awal nawaitu-nya.  Ramadhan, bukan milik mereka yang telah merasa benar saat memasukinya ?

Melainkan terbuka untuk mereka yang masih merasa penuh kekurangan dan niat kuat untuk memperbaiki? Mencari hakikat dengan menyempurnakan syariat?Atau menyempurnakan hakikat, dengan belajar syariat?

Wallau A'lam bish-shawabi.

Al Fatihah, asabakumullah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun