DINGIN menyelimuti sudut kota menyusup
sweeter lelaki yang sejak sore hanya berdiri dipinggir jalan, tepat dimuka mulut sebuah gang. Sorot lampu kendaraan yang lalu lalang tidak dapat mengusik diamnya. Suara apapun, termasuk deru kendaraan dan klakson tidak bisa mengurangi kebisuannya. Bahkan ketika terdengar adzan Isya' dari musholla di seberang jalan, ia masih bertahan dengan sikapnya. Hanya sekali waktu bibirnya bergerak lembut menjawab adzan. Itupun hanya ia sendiri yang mendengarnya. " .......
La Haula Wala Quwwata Illa Billah......"
KEMBALI KE ARTIKEL