Selama beberapa tahun terakhir, masyarakat ekonomi terbawah terus ditopang oleh negara. Kisaran Bantuan Sosial atau Bansos kian melejit. Apalagi menjelang pesta demokrasi nasional.
Skema Bansos tak hanya datang dari pembiayaan pusat. Namun, dana desa juga dikucurkan untuk Bansos. Setidaknya ini dicakup pada pendataan potensi desa tahun ini.
Efeknya? Kita bisa lihat pada pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode Maret yang tahun ini sedikit dimajukan waktunya. Efek Bansos masih sangat punya pengaruh di situ. Dan..... Angka kemiskinan terjadi penurunan pada Maret 2024.
Yang jadi perbincangan akhir-akhir ini adalah mereka yang berada di kelas menengah. Mereka cenderung tidak terima Bansos. Penghasilan pun tidak mengalami kenaikan. Guncangan ekonomi sedikit, mereka langsung terpental ke bawah.
Lalu, yang mana saja yang masuk kelas menengah?
Kelompok kelas menengah pada tahun 2024 terdiri dari orang yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan antara Rp2.049.262,- sampai dengan Rp9.909.844, -. Penghasilanmu ada di kisaran itu?
Badan Pusat Statistik (BPS) menyajikan data tinjauan terkini kondisi Kelas Menengah Indonesia. Ini sudah mengacu pada standar Bank Dunia. Silakan unduh publikasi 'Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class' milik Bank Dunia.
Adapun jumlah Kelas Menengah dan Menuju Kelas Menengah di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 66,35 persen (185,35 juta orang) dari total penduduk Indonesia. Sementara nilai konsumsi pengeluarannya sangat besar di angka 81,49 persen. Sangat dominan. Dan tentu saja memegang peranan penting pada perekonomian nasional.
Untuk itu, daya beli pada kelompok ini harus betul-betul dijaga. Peningkatan harga barang yang terjadi, sementara penghasilan cenderung tetap akan menekan daya beli. Di sisi lain, kelompok ini tidak tersentuh kucuran Bansos.
Gowa, 2 September 2024
#HSN #26september #dayabeli #kelasmenengah #kemiskinanindonesia