Korea Utara sebagai negara penghasil dan pemilik nuklir terbanyak di Asia terutama di Asia Timur terbilang menjadi ancaman serius bagi kawasan semenanjung Korea dan kawasan Asia Selatan. Terlebih karena adanya kemitraan pertahanan baru Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Korea Utara yang dapat berdampak besar pada keamanan global, termasuk kemungkinan mengubah keseimbangan militer di Asia Timur Laut. Â Kunjungan tersebut berisikan kerjasama bantuan teknologi yang lebih banyak oleh Moskow kepada Korea Utara yang bertujuan untuk mendukung program nuklir dan rudal serta tawaran dari Putin untuk mengirimkan senjata yang lebih canggih bagi negara tersebut. Hal tersebut memungkinkan Rusia untuk secara tidak langsung terjun dan ikut serta dalam pertempuran dan konflik yang ada semenanjung korea serta kawasan indo-pasifik. Kekhawatiran pun dirasakan bagi negara sekitar kawasan tersebut terutama bagi Jepang dan Korea Selatan yang membuat dinamika perubahan geopolitik makin rumit dan sulit untuk diprediksi serta diantisipasi. Mengingat Korea Utara yang sering melakukan uji coba rudal maupun rudal balistiknya (intercontinental ballistic missile/ICBM) di sekitar perbatasan kawasan tersebut yang yang terhitung pada tahun 2023 sebanyak 33 kali uji coba. Menyikapi situasi yang semakin memanas di kawasan Semenanjung Korea tersebut diadakanlah pertemuan trilateral yang terdiri dari 3 negara yaitu AS, Jepang, dan Korea Selatan.
KEMBALI KE ARTIKEL