Ketika gempa tektonik (Jawa: lindhu) menimpa Yogya-Klaten pada tahun 2006, Bantul menjadi daerah terparah. Salah satu dusun yang saya ingat betul adalah Sorok, sebuah dusun yang masuk ke dalam wilayah Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Kenapa? Pada H+5 gempa, saya bersama seorang teman melewati dusun tersebut dimana ada sebuah mushola (Jawa: langgar, Melayu: surau) yang roboh. Puluhan tahun silam, seorang pujangga Nusantara Ali Akbar Navis menulis cerpen tenar berjudul Robohnya Surau Kami.
Robohnya surau kami. (dok. pribadi)
Kini, 29 Agustus 2012 saya melewati kembali Dusun Sorok dengan bersepeda. Tampak ada sebuah mushola di selatan persawahan. Itulah surau yang dahulu roboh, kini sudah berdiri cukup bagus. Alhamdulillah...
Mushola di Dusun Sorok. (dok. pribadi)
Beda aktivitas. Siang itu, tak jauh jauh dari mushola dusun Sorok, seorang ibu sedang mencabuti rumput di sawahnya, seorang bapak sedang bersepeda. (dok. pribadi)
Sebelum Dusun Sorok (tepatnya di sebelah timur) ada Kampoeng Ternak Sapi "Sidorejo". Kampung ternak bantuan Jamsostek tersebut berada di Dusun Sulang Kidul, Desa Patalan, Kecamatan Jetis.
Kemudian saya meneruskan mengayuh sepeda modif balap Polygon hingga saya berhenti untuk mengetik tulisan sebagian ini sambil makan-minum di sebuah warung makan, pemiliknya seorang ibu sudah agak tua, sekitar 60-an tahun.
Peta Persebaran Potensi Wisata Desa Guwosari. (dok. pribadi)
Setelah lelah menghilang, saya pun meneruskan kayuhan, setelah membayar makanan dan minuman. Oleh karena penasaran ingin mengetahui Makam Sewu, maka setelah dari Jl. Diponegoro, Bantul saya menuju ke selatan. Eh..ternyata ada yang menarik perhatian saya, yakni sebuah papan "Peta Persebaran Potensi Wisata Desa Guwosari". Dan lebih menarik lagi, ternyata di sebelahnya ada tugu tetenger (penanda) yang berbunyi:
“Di Desa Ini Pernah Tinggal Dengan Rukun dan Damai
33 Orang Karang Taruna dari 33 Suku Yang Berbeda”
DENGAN SEMANGAT BHINNEKA TUNGGAL IKA
AKU BANGUN NEGERIKU DENGAN SEGENAP JIWA RAGAKU
Peserta Pertukaran Karang Taruna Antar Wilayah Tingkat Nasional
Guwosari, Pajangan, Bantul, D.I. Yogyakarta 26 September s/d 9 Oktober 2010
Yohanes Eko Mrdiyono – Jateng, Deden Saputro-Kalteng, Mohd. Mukhlis, SE – Kep. Riau, Kaspi-Kalsel, Ir. Hamzah-Sulbar, dan seterusnya bisa dibaca pada gambar di bawah ini.
Tetenger Bhinneka Tunggal Ika. (dok. pribadi)
Tugu Bhinneka Tunggal Ika. (dok. pribadi)
Tetenger Bhinneka Tunggal Ika (2). (dok. pribadi)
Tetenger Bhinneka Tunggal Ika (3). (dok. pribadi)
Tetenger Bhinneka Tunggal Ika (4). (dok. pribadi)
Rasanya nyesss membaca kalimat-kalimat di tetenger tersebut. Bila kita masih melandaskan diri pada Bhinneka Tunggal Ika yang rukun dan damai semacam itu, sebenarnya perseteruan, apalagi pembakaran dan pembunuhan tak perlu ada.
Rute bersepeda selengkapnya:
Patukan (Bidan Suharni, minimarket, apotek) – Kantor Kecamatan Gamping (Jl. Sidoarum – Gamping) – Gereja – Pelem Gurih (Ringroad) (Markas PMI DIY) – Kalibayem (toko sepeda tua dan Posko Pojok – Pom Bensin - Kadipiro (toko sepeda dan reparasi sepeda, sentra soto Kadipiro) –Wirobrajan (sebelum perempatan ada Museum Bahari, minimarket, sebuah hotel yang ada ATM BNI, BCA, dll) – ASMI (rumah kesehatan, ada ATM BNI, BCA, dll) – SMA Negeri 1 Yogyakarta - Jogja National Museum – Pasar Serangan – PKU Muhammadiyah – 0 Km – BRI (Jl. Brigjen Katamso) – Kraton Ngayogyakarta (saya berhenti sebentar untuk rehat, ada anak-anak dari empat sekolahan yang sedang berolahraga di Alun-alun Utara, ada juga dua kelompok orang yang berfoto-foto, ada pula orang-orang yang tiduran di samping pagar Kraton Ngayogyakarta)
Pasar Ngasem – Tamansari – Alun-alun Kidul (ada anak-anak dari beberapa sekolah sedang berolahraga, ada angkringan dan orang-orang yang sekadar bersantai dan ngobrol di Siti Hinggil Dwi Abad) – Plengkung Gading – Pasar Gading – Ponpes Krapyak – Panggung Krapyak (ini salah satu titik magis dari lima garis imajiner: Merapi-Tugu-Kraton-Panggung-Laut Kidul) – RS Fatmasuri
Ruko Perwitasari (Jl. Paris) – Perempatan Ringroad Jl. Paris – Pyramid – ISI Yogyakarta – SMP 1 Sewon – Pertani Bantul – Pasar Seni Gabusan (rehat sambil makan dan minum) – Manding (sentra kulit) – SD Patalan – SMP 3 Jetis – Pom Bensin Jetis - Kantor Lurah Patalan – Ganjuran (Gereja Cahaya Hati, RS Santa Elisabeth, BRI, BPD DIY, terus ke barat ada beberapa toko perlengkapan ibadah bagi Nasrani, salah satunya Michael) – SMK N 1 Bantul (Jl. Bantul) – Tabuhan (sentra krecek) – SMA Negeri 1 Bantul – Toko Geplak dan Peyek Tumpuk – Kantor FKUB – Kantor Bupati Bantul (Jl. Gajah Mada) – Polres Bantul – Pasar Bantul – Soto dan depot daging "Sumilir" – Masjid Sabilillah (Jl. Diponegoro) – Kantor PKK Guwosari (ada monumen Bhinneka Tunggal Ika, tepatnya di depanPuskesmas Dusun Iroyudan, Guwosari, Pajangan, Bantul)
Selamat Datang di Goa Selarong. (dok. pribadi)
Pintu Gerbang Goa Selarong (Kembang Putihan, Guwosari, Pajangan) – Bangunjiwo (Kasihan, Bantul) – Masjid Al-Aziz (Jl. Raya Kasongan) – PUKJ Gunung Sempu – Kembaran (Tamantirto, Kasihan) – Perempatan Ringroad – SD Rukeman (Tamantirto, Kasihan) – TK Aisyiyah Tamantirto (timur UMY) – Gamping Kidul (Kecamatan Gamping, Sleman) – Ringroad – Pasar Gamping Jl. Wates (kiri jalan, kanan jalan apotek dan minimarket ada ATM BNI dan BRI) – Cagar Alam Gunung Gamping (Ambarketawang, Gamping) – UMY Residence – Stiekes Ahmad Yani (Ringroad) – Pasar Gamping – Kantor Lurah Ambarketawang (Gamping) – Masjid Al-Ikhlaash (Patukan, Gamping).