Banyak orang yang menganggap berbicara di depan umum itu sulit, namun ada yang lebih sulit lagi yaitu untuk mendengar. Oleh karena mengapa Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut??
Aktifitas akhir pekan di awal tahun 2013 bisa menjadi sangat berkesan, namun tak jarang yang justru menayangkan update status baik di facebook ataupun twitter dengan aneka kekesalan. Media sosial senantiasa menjadi ajang curhatan. Berharap orang yang bersangkutan dapat membacanya, syukur bisa membawa perubahan pada keadaan.
Berkicau (berbicara) di dunia maya sangat mudah dilakukan, bahkan setiap menit ribuan atau bahkan jutaan tweet atau status baru berdatangan di timeline. Berbagai rasa, unek-unek, kekecewaan di tumpahkan dalam tulisan, banyak juga orang yang berbagi cerita kebahagiaan.
Berbicara di sosial media tak jauh berbeda dengan dunia nyata. Kenyataan banyak orang yang pintar berbicara. Hampir setiap orang pasti akan senang berbicara, apalagi kalau membahas tentang dirinya atau yang berhubungan denga kesukaan atau hobinya. Bahkan tak jarang ahli kampanye yang senang sekali berbicara, bercerita untuk mempengaruhi sehingga sering kita dengar dalam istilah jawa bakul umpruk.
Di balik kemudahan berbicara ada yang mungkin memang tidak pandai berbicara bisa jadi karena karakter yang pendiam, tidak menguasai sebuah perbincangan atau memang dia tidak mau terlihat vocal di kelompoknya. Namun tahukah bahwa ada yang lebih sulit dari berbicara, yaitu kemauan dan kesadaran untuk mendengar.
Tuhan memberikan 2 (dua) telinga dan 1 (satu) mulut itu yang harus kita kaji. Banyak orang yang suka berbicara, tapi untuk mau mendengar suara orang lain terkadang belum bisa. Setiap hari berbagi status di timeline tapi untuk mencoba mendengarkan tulisan orang lain terkadang kita masih kesulitan. Inilah yang perlu kita pelajari bersama.
Telinga kita ada dua yaitu di kanan dan kiri, ini menandakan bahwa kita dalam mendengar suatu permasalahan atau kejadian hendaknya secara berimbang, tidak berat sebelah. Dalam memandang sebuah permasalah juga harus dengan kearifan, mencoba mendengar dari sudut pandang yang berbeda.
Berusaha untuk mendengar orang lain akan menjadikan kita lebih bijak dalam menyikapi persoalan hidup. Sehingga saat kita bersuara bisa memberikan pendapat ataupun pencerahan yang berimbang. Mari kita coba mendengarkan karya atau tulisan teman-teman baik di social network, blog ataupun di kompasiana. Berusaha untuk mendengarkan dengan seksama aneka warna suara dan curahan hati dari sebuah karya. Tetap semangat menulis sobat kompasianer, dan jangan lupa untuk menjaga & menjalin silaturahmi bersama kompasianer-kompasianer lain.  Salam dari desa…