Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Waduk Pluit Vs Kali Adem (Muara Angke)

18 Mei 2013   23:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:22 273 2
Budaya pem-biar-an oleh rezim pemprov DKI masa lalu, bukan hanya terjadi di waduk Pluit saja, masih di wilayah Jakarta Utara tepatnya di muara sungai Kali Adem - Muara Angke, tengah berlangsung kegiatan pem-busukan ( Penghancuran secara sistematis ) fasilitas umum - bantaran kali - dan bibir pantai.

Jalan lintas kali Adem menuju dermaga antar pulau, yg dibangun beberapa tahun lalu dengan anggaran ratusan milyar, telah hancur lebur mencapai 80%,.... Bentang  kali Adem dengan lebar 60 mtr kini hanya tersisa 20 mtr yg penuh sampah,..... Bibir pantai dan muara sungai telah menjauh ke-laut dengan percepatan 50 meter/tahun, karena dengan sengaja ditimbun/diuruk oleh warga lokal.

Peng-rusak-an dan pembusukan sudah menjadi pemandangan sehari-hari, mereka seolah berlomba untuk dapat menjarah lahan urukan seluas-luas-nya,..... sistematis dan terencana, bahkan tak segan mereka membiayai kegiatan ilegal tersebut.

Dimulai dari pembobolan tanggul pembatas jalan, kemudian menimbun sampah dan atau material apapun langsung ke bantaran kali, kemudian meluas ke muara sungai dan bibir pantai,..... dan alhasil,.... bentang sungai menyusut 80%,  muara sungai nyaris hilang tertimbun,  bibir pantai-pun menjadi daratan sejauh 50 meter,  jalan lingkar tembus yg dibangun dengan anggaran ratusan milyar, luluh lantak tak berbekas,...... sebagai gantinya, munculah bangunan liar dengan jumlah yg fantastis ( > 1000 bangunan )

Siapa yg harus bertanggung jawab melihat fenomena ini ? Inikah profil kota Jakarta yg metropolitan ? Mengapa rezim gubernur terdahulu seolah Buta-Tuli-Bisu menyaksikan fenomena pembusukan yg hampir terjadi di seluruh wilayah DKI ?   Cobalah kita bertanya pada " Rumput yang bergoyang " .............

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun