Seorang wanita dan Pria yang memiliki gengsi sangat tinggi. Mereka tidak memiliki keberanian untuk sekedar saling sapa apalagi saling berbicara. Wanita itu selalu menunggu Pria itu memulai percakapan. Namun, Pria itu tak kunjung memulai.
Wanita itu kini dengan nekad memberanikan diri hanya untuk bertanya tentang makan siang. Namun, Pria itu hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan yang wanita itu lontarkan. Hari ke hari Pria itu terus menunggu ajakan sang Wanita, tidak ada pergerakan dari Pria itu. Saat mereka memiliki acara yang sama itu merupakan kesempatan besar untuk mereka bersama. Namun Azhar nama dari pria itu kehilangan kesempatannya, karena sang wanita telah diajak oleh pria lain. Padahal Dahlia berharap Azhar yang bersamanya. Pria itu hanya bisa menatapnya dalam diam, ia merada terluka dan merasa bahwa cinta tak pernah adil.
Cerita pendek ini memiliki alur yang menarik, bisa membaca dengan waktu yang cepat. Cerita yang dapat membawa pembaca ikut geram dengan tingkah tokoh yang tidak memiliki keberanian, membuat pembaca juga penasaran dan ikut merasakan kecewanya.
Namun, di balik cerira yang membuat pembaca penasaran, cerita ini juga terdapat kekurangan. Banyak kalimat yang dilebih-lebihkan hingga terkesan lebay bagi beberapa pembaca dan juga terdapat salah cetak pada buku, banyak bagian cerita yang sama dalam beberapa halaman.