Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tadabbur Surat Al Falaq oleh Ustadz Kresna Eka Raharja

7 September 2024   06:41 Diperbarui: 7 September 2024   06:48 54 0
Kajian yang dilaksanakan pada Sabtu pagi, 7 September 2024, dipimpin oleh Ustadz Kresna Eka Raharja, S.Th.i, Direktur Sekolah Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago. Kajian ini secara mendalam mengkaji Surat Al-Falaq, sebuah surat pendek dalam Al-Qur'an yang sering dibaca dalam sholat dan menjadi pilihan utama bagi banyak umat Muslim. Meski demikian, pemahaman mendalam mengenai makna dan esensi surat ini sering kali terabaikan.

Signifikansi Pembelajaran Surat Al-Falaq

Ustadz Kresna menegaskan urgensi untuk tidak hanya membaca Surat Al-Falaq, tetapi juga untuk memahami maknanya secara menyeluruh. Beliau menyatakan bahwa membaca surat ini tanpa pemahaman hanya menghasilkan pahala terbatas, sementara tadabbur atau perenungan yang mendalam atas isinya dapat memberikan manfaat spiritual yang lebih besar, termasuk perlindungan dan keajaiban yang dapat dirasakan secara nyata. Secara etimologis, Al-Falaq berarti "subuh," yang menggambarkan waktu yang memisahkan antara malam dan pagi, sebuah simbolisme penting terkait perlindungan dari segala bentuk keburukan.

Asbabun Nuzul dan Konsep Perlindungan dalam Surat Al-Falaq

Surat Al-Falaq, yang turun bersamaan dengan Surat An-Nas, dikenal dengan sebutan Mu'awwizatain karena kedua surat ini diawali dengan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Ustadz Kresna menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu turunnya surat ini. Beberapa ulama berpendapat bahwa surat ini tergolong Makkiyah, sementara lainnya menganggapnya sebagai Madaniyyah. Riwayat yang populer menyebutkan bahwa surat ini turun ketika Rasulullah SAW terkena sihir yang dikirim oleh orang Yahudi melalui pelepah kurma yang berisi rambut beliau. Untuk melindungi Rasulullah dari sihir tersebut, Allah menurunkan Surat Al-Falaq.

Ayat pertama dari surat ini merupakan permohonan perlindungan kepada Allah sebagai Tuhan penguasa subuh. Ustadz Kresna mengilustrasikan konsep perlindungan ini melalui analogi seorang anak kecil yang berlindung di balik ayahnya saat menghadapi ancaman. Dalam hal ini, Allah diibaratkan sebagai pelindung utama yang memberikan batasan dan perlindungan dari segala macam bahaya.

Keburukan dan Kedengkian dalam Perspektif Surat Al-Falaq

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun