Ketika Ivana Lie mengajak saya untuk jalan-jalan ke Kudus untuk menengok markas Persatuan Bulutangkis Djarum, seketika saya mengiyakan. Saya rindu dengan suasana bulutangkis, olahraga yang sempat saya tekuni  sekitar 10 tahun ketika bekerja sebagai reporter di Kompas. Apalagi sebelum itu Budi Darmawan, public relation Djarum,  sekitar tiga bulan lalu sudah menyampaikan hal serupa. Saya pun pernah diwawancarai ketika ada perayaan PB Djarum ke-50 karena dianggap agak tahu soal kiprah pemain-pemain salah satu klub yang paling sukses dalam melahirkan para juara.
KEMBALI KE ARTIKEL