Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Sembilan Indikator Kebangkrutan NKRI

6 Oktober 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:55 700 3
Indonesian Goverment Shutdown at 2015

Hampir tiap hari kita disuguhi berita kasus korupsi oleh media massa.
Kasus korupsi yang dituduhkan kepada seluruh tataran pejabat publik,
mulai RI 10.550 (setingkat Kepala Desa), sampai kepada selevel RI 9.

Dan bila kasus Bank Century diusut tuntas secara adil dan jujur,
bukan tidak mungkin tersangka korupsi itu bisa merambah sampai
ke level RI 2, atau malah RI .....???!!#$%^&*

Nah, kalau sudah begini, saat tiga lembaga pemangku kuasa negara : legislatif,
eksekutif dan yudikatif; sudah tidak lagi dipercaya rakyat untuk menjadi
pemegang kedaulatan, maka apa yang harus dilakukan rakyat untuk menyelamatkan
NKRI ini? Apakah kita biarkan saja sampai NKRI sampai pada level 'shutdown',
seperti yang terjadi pada negara seberang yang besar lagi sombong itu?

Saat ini, indikator kebangkrutan pemerintah RI sudah semakin nyata.

1.Hutang luar negeri yang sudah berada jauh di luar ambang batas kemampuan bayar
finansial negara, yang per akhir Juli 2013 sudah menembus angka USD 259,54 miliar atau
Rp.2.983.000.000.000.(baca : dua ribu sembilan ratus delapan puluh tiga triliun rupiah).
Hutang itu terdiri dari hutang pemerintah sebesar USD 133 miliar atau Rp.1.435 triliun,
dan sisanya hutang swasta. (merdeka.com).

2.Angsuran pokok dan bunga hutang itu, yang jumlah seharusnya USD 36,7 miliar/tahun,
sudah tak mampu dibayar oleh negara dan swasta nasional.(Ucok Sky Khadaffi-Fitra).

Pada APBN 2013 proporsi yang ditetapkan untuk Pembayaran Utang Luar Negeri Negara
hanya bisa mencapai angka 113,2 triliun atau hanya kira-kira setengah dari seharusnya.
(Arif Novianto-pedomannews.com).

3.Belanja rutin negara yang jumlahnya sudah  mencapai angka Rp.241,1 triliun,
yakni untuk membayar gaji, tunjangan dan pensiun pegawai negara
termasuk TNI/Polri  dan pejabat negara. (pedomannews.com).

Negara kita memang termasuk negara gemuk yang kelebihan PNS. Namun
kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh 'bejibun' PNS itu
sangat jauh dari harapan rakyat.

Berdasarkan hasil survei dari Word Bank tentang Pelayanan Publik pada tahun 2011,
Indonesia bahkan hanya menempati posisi ke-129 dari 183 negara.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa kerjaan para PNS itu, terutama yang di luar
institusi pendidikan, kebanyakan cuma ongkang-ongkang kaki, main
internetan, atau bekombur melotup sambil main catur di kantin. Begitu penulis
datang sambil menenteng kamera, mereka pun lintang pukang pura-pura sibuk.
Di sisi lain, negara kita tahun ini malah menambah 60.000 lagi tenaga PNS.
Entah darimana lagi akan dicarikan gaji mereka.

4.APBN kita tiap tahun selalu defisit, makin lama makin besar angkanya. Hal ini disebabkan pendapatan
negara yang lebih kecil daripada pengeluaran negara, alias besar pasak daripada tiang.

5.Jatuhnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

6.Sebahagian besar asset negara kini dikuasai swasta, termasuk swasta asing.
Hal ini bisa terjadi akibat pemerintah kita tunduk patuh bagai kerbau dicucuk hidung kepada
kebijakan swastanisasi yang dipaksakan oleh negara-negara kapitalis besar,
lewat nyanyian angin surgayang berlabel WTO, APEC, World Bank, ADB, IMF,
dan lain-lain instrument kepentingan kapitalis asing.

Padahal, ini sangat bertentangan dengan bunyi pasal 33 ayat 3 UUD 45 yang berbunyi :
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

7.Ketiadaan pemimpin. Yang kita miliki saat ini bukanlah pemimpin, apalagi negarawan.

Mereka itu cuma penguasa.

8.Korupsi pejabat negara yang bersimaharajalela, seperti yang disinggung di atas.
Hal ini dikuti oleh penegakan hukum yang terpuruk ke titik nadir.
Bagaimana hukum bisa menjadi panglima, disaat polisi, jaksa, pengacara bahkan hakim
kita sendiri banyak yang terlibat kasus korupsi???

9.Angka golput yang tinggi pada Pemilu.
Tingginya angka golput menunjukkan rendahnya kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah dan proses pengangkatan pemerintah itu sendiri.

Itulah sembilan indikator tanda kebangkrutan NKRI, di antara indikator-indikator lain.
Silahkan anda menambahkan lagi.

Selanjutnya, akankah hal ini kita biarkan berterusan, sehingga pemerintah kita akan
mengikuti jejak Amerika Serikat, yang menyatakan diri bangkrut beberapa waktu yang lalu?

Apakah hal-hal yang harus dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk mencegah datangnya
kebangkrutan itu?

Agar tulisan ini tak menjadi terlalu panjang hingga menyesaki kapasitas memori otak
kebanyakan kita, yang mungkin kurang dari 10 yota bites, maka tawaran solusinya
akan kami tulis di lain kesempatan. Insya Allah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun