Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Alhamdulillah, Anggaran Pendidikan Rp. 50,3 Triliun

16 Agustus 2010   09:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59 71 0
Alhamdulillah, begitulah yang keluar dari mulut saya dan juga warga negara lainnya ketika membaca postingan kompas.com hari ini (16/8) mengutip pidato Presiden RI dalam Sidang Paripurna DPR dan DPD RI. Kementerian Pendidikan Nasional menjadi pemegang rekor anggaran terbesar APBN Indonesia tahun 2011sebesar Rp. 50,3 Triliun. Alhamdulillah...

Dengan besarnya anggaran tersebut, sangat-sangat diharapkan sistem pendidikan di tanah air tidak lagi carut-marut sebagaimana sorotan masyarakat selama ini, terutama pada kenyataan mahalnya beaya pendidikan yang dikelola oleh lembaga pendidikan negeri dari SD hingga perguruan tinggi. Bila di SD sudah digratiskan, namun oarang tua masih dibebankan uang buku daras yang setiap tahun diakal-akalin berubah. Perubahan ini bisa dengan menggunakan penerbit lain atau penerbit yang sama namun pengarang yang berbeda; atau bisa juga dengan penerbit dan pengarang yang sama namun edisi tahun terbaru, dsb, cara yang agar wali murid membeli buku baru. Bukan menggunakan buku yang lama yang pernah digunakan oleh kakak kelasnya atau kakaknya. Karena secara substansi memang isinya tidak berbeda dan juga tidak ada perubahan signifikan, cuma hanya dengan merubah bab saja. Yang asalnya bab 2 menjadi bab 5; dan asalnya bab 5 menjadi bab 2, begitu seterusnya.

Belum lagi di tingkat SMP dan SMA yang akhir-akhir ini sudah melakukan penyelenggaraan RSBI. Dengan dalih RSBI, pihak sekolah memungut biaya pendidikan kepada wali murid dengan jumlah cukup besar. Namun, lagi-lagi dengan dalih 'akal-akalan', karena kalau biaya tersebut diklaim sebagai SPP, akan kena cokok KPK. Tapi dengan cara membuat surat pernyataan yang sudah disiapkan pihak sekolah dengan nama 'masyarakat peduli pendidikan' dan merupakan sumbangan dari masyarakat peduli pendidikan. Lho, orang mau menyumbang untuk penyelenggaraan pendidikan moso' mau ditangkap. Banyak cara memang menuju neraka. Tak ketinggalan juga sekolah tinggkat menengah atas, dst.

Harapan dengan besar anggaran pendidikan juga menjadikan para 'pejuang tanpa tanda jasa' menjadi lebih sejahtera dan dapat hidup wajar, sebagaimana dilakukan oleh negara jiran Malaysia, dimana profesi Cikgu (guru) menjadi profesi yang sangat mebanggakan karena fasilitas yang didapat sangat baik dari kerajaan. Tidak ada lagi guru yang tidak dapat menyekolahkan anaknya sebagaimana diberitakan oleh Kompas.com kemarin. Padahal tanggungjawab guru itu sangat berat namun memang mulia disisi Tuhan. Bahkan pepatah Arab mengatakan bahwa profesi guru itu hampir sama dengan 'seorang Rasul'.

Semua harapan itu semoga dapat terwujud. Guru sejahtera, sekolah tidak memungut uang berlebihan, dsb, dan juga mutu pendidikan negeri tidak kalah dengan sekolah swasta yang memang mahal. Semoga terwujud....amien

salam,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun