Saya hanya ingin memberikan gambaran dari makna Kitab Suci Al-Qur'an yang terdapat dalam surat Al-Baqarah (surat ke-2) di mukaddimahnya sebanyak 20 ayat, yaitu dari ayat 1 s/d ayat 20. Sebagai mukaddimah surat Al-Baqarah ini menggambarkan adanya tiga tipe manusia, dimana ketiga tipe ini menjadi pembahasan total seluruh isi ayat Al-Qur'an yang berjumlah 30 Juz dalam 114 surat, bahkan ketiga tipe manusia ini selalu gentayangan (kaya' genderuwo dong...) sepanjang bumi ini masih ada sampai kiamat menghancurkan nanti. Oleh karena itu, siapun yang hidup di dunia ini pasti akan menemui, menjumpai, merasakan, menikmati dan akan mengetahui adanya ketiga tipe manusia tersebut.
Ringkasnya, dalam 5 ayat pertama, Surat Al-Baqarah menceritakan tipe orang yang dikategorikan 'al-muttaqin', orang selalu dan senantiasa menjaga dirinya di jalan kebenaran. Kata 'muttaqin' berasal dari akar kata bahasa Arab 'ittaqa', kemudian terambil menjadi kata 'wiqayah', yang artinya 'preventive'. Misalnya pepatah Arab mengatakan, 'Al-Wiqayah Khairun min al-Ilaaj' (Prevention is better than cure).
Kemudian, 2 ayat berikutnya, ayat 6 dan 7 berbicara mengenai orang-orang yang inkar dan kafir(mata hatinya tertutup). Kata 'kafir' ini terambil dari akar kata bahasa Arab 'ka-fa-ra' yang arti asalnya 'menutup' tanah dengan tanah yang baru dalam mencangkul. Sehingga makna 'kafir' adalah 'orang yang tertutup mata hatinya' dari kebenaran.
Ketiga, adalah 12 ayat, dari ayat 8 s/d 20. yang masuk wilayah abu-abu. Gak 'muttaqin' dan gak juga 'kafir'. Wilayah bahaya bila ketemu orang tipe ini. Tipe disebut dengan 'munafiqin' (orang-orang munafik). Bahkan Al-Qur'an menyebutnya orang-orang munafik ini bakal menempati jatah kerak api neraka nanti (fi al-dark al-asfali min al-naar).
Jadi, bisa dilihat kan dari komentar-komentar yang muncul, tipe yang manakah orang yang sedang anda hadapi. Semua itu silahkan saja, karena itu adalah pilihan hidup masing-masing. Dan setiap pilihan tersebut akan dipertanggungjawabkan di depan Mahkamah Tuhan Yang Maha Adil. Dan juga jangan salahkan Tuhan bila memutuskan perkara masing-masing sesuai dengan Keadilan-Nya.
Kompasianer...mohon maaf, bukan menyinggung, tapi cuma mengingatkan saja, semoga berguna bagi kita semua untuk memperbaiki diri, karena tidak ada kesempurnaan pada manusia, kecuali Dia Tuhan Yang Maha Agung....
Salam, saloom, peace, cool.....