Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Shalat dan Umrah Rajin...Tapi Korupsi Rajin Pula...!!!

3 April 2010   15:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:01 511 0
 

Mencermati berita-berita korupsi di tanah air yang gak ada habis-habisnya terbongkar, dan saya yakin, juga Kompasianer yang lain, masih banyak lagi yang korupsinya belum terbongkar (tunggu saatnya saja), cuma diam-diam saja ,  tidak ngaku saja. Memang selama ini siapa yang ngaku jadi koruptor. Itu hanya ada pada zaman Nabi saja, dulu....Andaikan koruptor  ngaku, bangsa Indonesia bisa tinggal sedikit saja.  Wah ketahuan dong...kebanyakannya koruptor....

Saya ingin melihat masalah tersebut di atas dari perspektif ajaran agama Islam. Dari berita-berita yang kasat mata bahwa banyak diantara pejabat yang terlibat kasus-kasus korupsi itu juga ibadat formalnya tidak kalah rajin juga, seperti salat maupun umrah, bahkan haji. Coba tengok, travel-travel umrah selalu dipadati jamaah, apalagi di musim libur sekolah. Dan juga bisa diyakini diantara yang mereka ada juga yang dari hasil korupsi, walau tidak semua dan tidak ada data yang akurat.  Tapi anehnya, kenapa ibadah formalnya rajin....kok korupsi, menyimpang, memakan hak orag lain, dsb, rajin juga. Ada apa rupanya????

Menilik ajaran Islam, itu mudah dan gampang sekali menjadi muslim yang benar dan baik. Cuma ada tiga aspek saja yang harus diterapkan, yang dikenal dengan 'TRILOGI AJARAN ISLAM'. Trilogi ini diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab. Perlu dicatat bahwa Umar bin Khattab sebagai sahabat besar (kibar sahabah) namun sedikit sekali meriwayatkan hadist karena meninggal awal. Riwayat Umar ini juga mengindikasikan bahwa hadits tersebut berlangsung dan terjadi di Makkah.

Trilogi tersebut adalah 'Islam', 'Iman' dan 'Ihsan'. Islam menekankan pada aspek ubudiyah atau ibadah formal, Iman menekankan pada aspek akidah dan Ihsan menekankan pada aspek moralitas. Celakanya ketiga aspek (trilogi) tersebut diterapkan secara parsial dan terpisah. Sendiri-sendiri tanpa menyatu. Aspek Islam, misalnya tadi, salat dan umrahnya rajin, tapi akidahnya kadang-kadang masih bolong-bolong dan bopeng. Masih suka ke dukun, para normal, ramalan bintang, dsb, mau jadi caleg ke gunung kawi, dsb. Ada yang Imannya bagus, kuat, dll, tapi 'Islam'nya (ibadahnya) berantakan. Salat di masjid, keluar dari masjid, tukar sandal (nyolong sandal) Ayo..ngaku siapa tuh.... Dari sendal jelek tukar dengan sandal bagus, dst. Andaikan bila 'Ibadahnya bagus, imannya bagus, ihsannya (moralitasnya) berantakan. Korupsinya rajin, menilep uang negara (rakyat) juga gak kalah gesit, dst. Kenapa??? Karena difahami bahwa Trilogi ajaran Islam tidak diintegralkan dan disatukan.

Kunci menjadi Muslim yang benar dan baik adalah ketiga (TRILOGI) tersebut dilaksanakan harus secara integral. Tidak parsial. Tidak dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Ibdahnya harus bagus, Imannya harus kuat dan begitu juga moralitasnya tegas dan tidak goyang digoda rayuan materi, dsb. Itu saja kuncinya. Insya Allah semuanya rapih dan beres....Tidak sulit kan???? Siapa takut..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun