Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Sisi Lain Persoalan TKW...!!!

16 Maret 2010   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:23 123 0
[caption id="attachment_95222" align="aligncenter" width="300" caption="Santriwati (BMI Hong Kong)"][/caption] Alhamdulillah sudah ada beberapa TKW yang menjadi anggota Kompasianer. TKW, di Hong Kong lebih dikenal dengan BMI (Buruh Migran Indonesia) yang saat ini hampir berjumlah 200 ribu orang, khususnya di HK dan Macau tentunya mempunyai seluk beluk cerita yag beraneka ragam, dari yang menggembirakan, menyedihkan, bahkan memilukan. Perlu dicatat, bahwa BMI di Hong Kong hampir mayoritas kaum perempuan, yang juga mayoritas sudah berumah tangga, walau banyak juga yang masih gadis dan lajang. Persoalan rumah tangga menjadi persoalan rumit bagi kebanyakan BMI yang sudah berkeluarga. Dimulai dari persoalan kecil, seperti permintaan kiriman uang yang bertubi-tubi dari suami yang tidak bekerja, males bekerja, atau mepekerjakan istrinya, yang bisa-bisa difahami dengan 'memperbudak' istri. Belum lagi persoalan anak, bagi yang sudah mempunyai anak, persoalan suami yang 'nedak' (dalam bahasa Betawi), suka main perempuan, atau judi, atau kawin lagi, karena jauh dari istri, tanpa sepengetahuan istrinya yang membanting tulang di Hong Kong, dan segudang persoalan lainnya. Persoalan yang tadi saya sebutkan, merupakan persoalan mayoritas yang dialami BMI Hong Kong yang sudah berumah tangga. Penyelesaiannya memang memerlukan kajian yang sifatnya individual, tergantung kasus per kasus yang mereka alami. Inilah sebenarnya yang memang harus diatasi juga oleh pemerintah, atau Perwakilan Pemerintah, baik KBRI maupun KJRI dimana perwakilan tersebut berada. Namun tetap tidak teratasi karena kekurangan tenaga, mengingatnya jumlah BMI yang mempunyai persoalan pribadi juga membludak. Memang tidak mudah mengatasi persoalan yang harus dicarikan solusinya satu persatu. Miris memang mendengarnya, bila seorang istri 'pontang-panting', jatuh bangun, menderita, kurang tidur, mencari duit untuk nafkah keluarga, yang sebenarnya menjadi tanggungjawab suami, tapi karena berbagai faktor di kampung, sehingga istri rela dan  beralih serta mengambil alih tanggungjawab tersebut. Eh...setelah berkorban untuk itu semua, disia-siakan oleh suami, bukannya dia setia mempertahankan rumah tangga dengan jujur menanti istri pulang dan menabung serta mengelola keuangan dengan baik. Malah sebaliknya, menjadi 'penjajah' yang mengeksploitasi istrinya menjadi 'budak'. Jadi, persoalan BMI dan TKW menjadi sangat-sangat kompleks pada umumya. Semoga ada yang dapat dan bisa mencari solosi terbaik untuk keharmonisan rumah tangga mereka. Saya selalu mengingatkan kepada mereka untuk menggunakan falsafah atau filosofi: "MENUNDA KESENANGAN". Bukannya tidak boleh bersenang-senang. Tapi kita hanya tunda, untuk meraih kesenangan tersebut di kampung bersama suami dan anak-anak tercinta membangun 'KEBAHAGIAAN DAN KESENANGAN' masa depa yang lebih baik bersama mereka. Semoga.....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun