Umm Kulthum. Di Timur Tengah siapa yang tidak kenal. Seorang penyanyi legendaris asal Mesir yang bersuara emas. Pada jamannya, dia bernyanyi tidak memegang microphone. Hanya digantung dan dengan kekuatan suaranya dapat menjangkau getaran mike tersebut. Untuk menahan emosi dalam bernyanyi dia memegang sapu tangan yang tak pernah lepas dari genggamannya. Bila asyik dengan tarikan suara, tanpa sadar, sapu tangan tersebut bisa putus ketarik tanpa terasa. Konon, lagu-lagu Umm Kulthum tidak direkam di studio, tapi direkam 'live' dalam sebuah show. Satu lagu paling-paling dihasilkan dalam satu tahun, dan panjang lagunya bisa mencapai berjam-jam. Intronya saja bisa mencapai lebih dari setengah jam. Penulis lagunya pun bukan orang sembarangan. Tapi mereka adalah para penyair terkenal dari berbagai negara, ada George Gardak dari Lebanon, ada Al-Hadi Adam dari Sudan, ada Amir Abdullah Al-Faisal dari Saudi, ada Birem At-Tunisi dari Tunisia, bahkan ada juga terjemahan puisi Allamah Iqbal dari Pakistan, ada syair klasik yang ditulis oleh Penyair Mutanabbi, kalau dari Mesir tidak terhitung, antara lain Ahmad Rami. Aransemen lagunya bukan sembarangan orang. Rata-rata orang khusus yang  memang sengaja membuat lagu spesial. Sebut saja, misalnya Riyadh Sinbathi, Muhamad El-Mugi, Muhhammad Abdul Wahab, Baligh Hamdi, dll. Konon trilogi Umm Kulthum, Riyadh Sinbathi dan Ahmad Rami sebagai penulis syairnya merupakan puncak karya lagu mereka. Konon, Ahmad Rami adalah orang yang mengagumi dan mencintai Umm Kulthum, tapi tidak dapat mengatakan 'I love u' secara langsung, tapi digubahnya dengan penuh emosi lewat pena syairnya, dan si penyanyipun (Umm Kulthum) mengagumi Ahmad Rami sehingga menjiwai dalam menyanyikan gubahan syair kekasih yang juga dia tidak 'sampai' mengungkapkannya. Riyadh Sinbathi yang sangat faham dan arif akan situasi ini menggubahnya dalam aransemen yang juga sangat mengagumkan dan memukau. Maka meluncurlah bait-bait syair ' Ayyuhannaa'imu fii dunyaa khayaalii, tazkurul ahda wa maadii zamaanii, alaa baalika maathaafa bibaali...min uhuudin....zikrayaatttt'. Masya Allah... Tapi bukan itu yang ingin saya ungkap disini. Saya ungkap adalah ketika show Umm Kulthum dilangsungkan di Mesir. Konon, Amir-Amir dan Raja-Raja dari negara Teluk datang dengan pesawat pribadi menonton dan menikmati alunan 'live shoe' Umm Kulthum dengan duduk rapi dan tertib. Begitu juga para kepala negara Arab. Konon juga para penonton harus mengenakan pakaian jas lengkap, tidak boleh pakai sendal jepit, dan pakaian tidak sopan, ngasal seperti penonton jaman sekarang. Pokoknya, harus tampil resmi seperti pertemuan 'official'. Disini semua kepala negara Arab baru 'bisa' bersatu, yaitu hanya dalam menikmati show Umm Kulthum. Makanya selalu kalah perang, karena dininabobokan oleh merdunya lagu-lagu Umm Kulthum. Sopir bis kota di Cairo yang terkenal macetpun, akan 'cool' kalau sudah ada radio yang mendendangkan lagu-lagu Umm Kulthum. Berisik dan protes penumpangpun dia abaikan, seok sendiri dengan asyik-maksyuk bersama Umm Kulthum. Walaahhh....
KEMBALI KE ARTIKEL