Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Menaruh Harapan pada Menteri Anies Baswedan

15 November 2014   21:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44 57 2
Pak Anies R. Baswedan sebelum menjabat sebagari Rektor Universitas Paramadina Jakarta dikenal sebagai salah seorang tokoh muda dunia. Begitulah pernyataan seorang staff ketika pertama kali saya menginjakkan kaki saya di KBRI Libya beberapa tahun lalu. Saya sendiri tidak langsung membaca berita tersebut. Kemudian, beliau dikenal sebagai penggagas Indonesia Mengajar yang mengajak para intelektual dan eksekutif muda untuk mengabdi di lembaga pendidikan terpencil dan di tengah hutan yang banyak peminatnya.

Memang dalam menjalankan roda sebagai Rektor Paramadina - menurut saya - beliau kurang berhasil karena hingga diangkat menjadi Menteri belum bisa mewujudkan bangunan kampus permanen Paramadina, karena selama ini masih menumpang dan sewa untuk jangka panjang pada Bank Mandiri (asalnya Bak Bumi Daya). Saya katakan itulah amanat yang diembankan kepada Pak Rektor. Memang banyak keberhasilan Pak Anies dalam pengembangan universitas diantaranya adalah program beasiswa Paramadina yang diberikan kepada para pemuda berprestasi dan berbakat dari kalangan kurang mampu. Biaya program tersebut berasal dari perusahaan rekanan yang mengamanahkan duitnya kepada kampus untuk dikelola demi tujuan tersebut. Tentu saja masih banyak lagi prestasi lainnya, cuma yang belum terwujud adalah membuat kampus sendiri sebagaimana amanah para sesepuh Paramadina.

Seiring dengan diangkatnya beliau sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan ada secercah harapan bagi stakeholder, khususnya mengenai penerapan kurikulum 2013 yang dinilai oleh banyak pakar pendidikan dan juga pendidik yang  menuai kritik dan badai protes. Memang dalam kenyataannya di lapangan beban anak didik semakin banyak dan memberatkan, bahkan saya katakan seperti Profesor linglung. Saya hanya bingung saja pada Profesor penggagas kurikulum 2013 ini yang sesungguhnya sangat-sangat tidak pas bagi anak didik. Boleh jadi Professor sendiri juga 'kagak becus' melakukannya.

Sudah hampir sebulan lebih Pak Anies dilantik tapi publik belum dengar pendapatnya mengenai apakah kurikulum 2013 dilanjutkan penerapannya ataukah dikembalikan ke kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Cuma sebersit berita saja beliau memanggil para ahli untuk membuat seminar dan menerima masukan dari pakar tersebut mengenai kurikulum 2013 tersebut. Menurut hemat saya agar Pak Menteri segera mengambil tindakan cepat - sedangkan tokoh-tokoh yang selama ini keras mengkritik kurikulum 2013 tersebut sudah jelas orang-orangnya - sehingga tidak perlu berlama-lama. Pak Menteri bisa mencontoh Preisden yang bergerak cepat seperti peluncuran kartu sakti Jokowi yang walau banyak mendapat kritikan namun dia tetap saja bergeming.

Jadi, publik stakholder masih tetap menaruh harapan pada Pak Menteri soal pelaksanaan atau penerapan kurikulum 2013 tersebut. Sedangkan dipihak lain kenapa penggantian kurikulum yang begitu cepat, KPK bisa menyelidiki Pak Mantan Menteri Pendidikan sebelumnya dan staf, sehingga terkuat aspek ketergesaan ini.

Pak Anies kami menunggu gebrakan anda dan kami menaruh harapan besar pada anda. Ayo, kerja-kerja- dan kerja.

salam damai,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun