Ada yang tak menyadari, burung-burung berkicau pagi ini
angin membelai dedaunan dengan cinta yang natural
berlaksa embun merelakan diri untuk dilenyapkan hangat mentari
kuncup-kuncup baru bermunculan menggantikan bunga yang gugur kemarin.
Kuharap, bukan kita.
Ada yang tak lagi peka menangkap pesan
yang dititipkan hujan kepada tanah basah
atau mendengarkan sajak tua yang dikisahkan
kepompong yang mulai rekah kepada setiap penghuni pagi
atau isyarat rindu seorang anak yang mengeluhkan tugas sekolahnya.
Kuharap, bukan kita.
Ada yang tak lagi menemukan pagi yang bahagia
pada obrolan tak penting dengan pasangannya
pada saat mencium aroma tas sekolah anak-anaknya
pada saat membetulkan ikatan tali sepatu mereka
pada saat sendiri dan menyadari bahwa
hidup tak cuma ada pada benih yang berkecambah
melainkan juga pada biji yang mati.
Kuharap, bukan kita.
Bukan kita semua.