Malam ini saya beritakan kepada Anda semuanya bahwa akan datang sebuah masa yang akan menggantikan masa Agama yang disebut MASA KETUHANAN, masa ini akan datang setelah fase perang besar tiga benua yaitu (Amerika, Asia dan Eropa) yang berakibat hancurnya 65 % wilayah bumi.
Pada Masa Ketuhanan tersebut, sudah tidak ada lagi Agama apapun dimuka bumi ini, kecuali satu keimanan pada Tuhan yang satu yang pengasih serta penyayang, pada masa ini tidak ada lagi ritual ritual agama apapun beserta segala simbol simbol agamanya, berikut hilangnya semua kitab suci dari muka bumi.
Pada Masa Ketuhanan ini, semua manusia yang ada dimuka bumi sadar bahwa awal kehancuran dunia adalah akibat ego dan ambisi atas nama pribadi, golongan dan atas nama Agama, yang sempit dan kerdil, sehingga tumbuhlah kesadaran yang dalam untuk saling mengasihi dan menyayangi seluruh manusia tanpa memilah dan memilih, tanpa pandang bulu, sebuah kesadaran sebagai sebuah keluarga besar bumi yang harus hidup harmonis dan damai dengan alam semesta serta satu kesamaan dalam penciptaan sebagai manusia yang harus saling empati dan menyayangi.
Pada masa ini, tidak ada pembohong dan pendusta, karena mereka sadar bahwa dusta dan bohong akan merugikan dirinya dan keluarga besar dunia, pada masa ini tidak ada lagi perselisihan semuanya berjalan demikian natural dan tanpa paksaan apalagi dibuat buat.
Untuk mewujudkan rasa syukurnya, penduduk bumi di Masa Ketuhanan saat itu, selalu merasa kurang dalam memberi dan sangat gemar menolong orang lain, tingkah laku mereka sangatlah lembut dan hangat dalam kekeluargaan.
Setiap hari Kamis, semua penduduk bumi di masa Ketuhanan ini berkumpul bersama dalam satu keluarga dan berdoa bersama dan menyebut Tuhan dalam bahasa mereka masing masing, bersyukur atas semua nikmat dan kebahagiaan akan kesadaran yang telah mereka rasakan selama ini dan berjanji berbuat yang terbaik untuk Tuhan dengan cara tetap menolong orang lain dnegan tulus dan menjaga alam semesta, hari kamis adalah awal mulainya perang tiga benua dan berakhirnya perang tersebut, hari kamis sebagai hari pengingat kehancuran akibat ego dan Ambisi manusia yang liar dan awal datangnya Masa Ketuhanan yang bahagia.
Pada masa itu, teknologi sudah mencapai titik paling tinggi dan mulai ditinggalkan, semakin jarang manusia yang memakai alat komunikasi dan mereka lebih memilih pertemuan tatap muka langsung yang menghangatkan.
Anak anak Indigo merupakan anak mayoritas pada masa itu, hampir 90 %, pesan pesan disampaikan dengan cara telepati langsung, dan teleportasi.
Setiap rumah memiliki peternakan dan pertaniannya sendiri, sudah tidak ada lagi sistim jual beli pada saat itu, yang ada hanyalah sistim barter, baik barang maupun tenaga, tidak ada mata uang yang berlaku pada masa tersebut.
Alam semesta begitu hijau dan mewarna, setiap manusia sangat menghormati tumbuh tumbuhan dan binatang, serta mengkonsumsinya hanya sebatas yang dibutuhkan pada hari itu, mayoritas penduduk saat itu adalah Vegetarian.
Air mengalir demikian jernih dan menampakkan keindahan hayatinya, ikan ikan berenang besar besar dan tidak ada seorangpun yang berani menggangu atau memancingnya, karena setiap rumah sudah memiliki kolam ikan sendiri, dan tidak ada satupun pabrik saat itu, kecuali beberapa workshop yang memenuhi kebutuhan barter diwilayah tersebut.
Penerangan dan energi dilakukan dengan cara mengolah energi matahari yang disimpan dan dapat bertahan selama 30 hari disetiap rumah, demikian juga seluruh media transportasi memakai energi matahari yang dapat bertahan selama 3 bulan.
Udara begitu bersih, air jernih, tetangga demikian hangat dan rukun, seluruh keburukan sifat manusia sebelum perang tiga benua telah ditinggalkan.
Sebuah kilasan fikiran yang buruk dianggap sebagai sebuah dosa sangat besar dan aib malu selamanya atau menampakkan sedikit kemarahan kepada orang lain menjadi penyesalan diri mereka seumur hidup.
Pada Masa Ketuhanan ini kecerdasan pikiran yang tertinggi dan paling dihormati adalah kala seorang manusia mampu mengkoreksi kesalahan dirinya sendiri dan kerendahan yang paling hina bagi seorang manusia adalah kala manusia tersebut menceritakan aib orang lain walaupun sekali seumur hidup.
Tidak ada negara, pemerintahan dan pemimpin pada saat itu, semua telah menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, dan semuanya dipercayakan kepada tata kebijakan rumah tangga, rumah tangga telah menjadi hal yang paling penting dan fundamental untuk mempersiapkan kematian menghadapi Tuhan.
Saudaraku sekalian yang saya sayangi,
Masa Ketuhanan ini akan berlangsung cukup lama, bahkan lebih lama dibanding usia bumi dan kehidupan sampai saat ini.
Lalu sampai pada satu titik dikala Tuhan hendak menghancurkan bumi ini, beribu tahun sebelumnya Tuhan sudah mulai mengurangi jumlah penduduk secara lahan perlahan, bahkan berkurangnya jumlah penduduk bumi ini tidak akan dapat disadari oleh seluruh manusia, perlahan sekali namun pasti penduduk bumi berkurang dan hingga meninggalnya dua orang terakhir yang ada dibumi ini, dua pasang kekasih yang sedang bulan madu dan tertidur disebuah taman yang penuh bunga.
Lalu bumi, dihancurkan oleh Tuhan sebagai Sang Pemilik. . .
Hanya sebuah tulisan imajinasi - fiktif
Dengan cinta #SS