Dari tumpukan berkas di atas meja sahabatku, Barry B. Hirah, terselip dua lembar kertas ber-print out bait-bait puisi. Setelah kurapal habis, pikiran lagi-lagi terpaku. Siapa dia sebenarnya? kenalku sebatas lingkungan pergerakan. Dia pendatang baru, luwes, karismatik, eksentrik, rada geeran, dan cepat diterima. Tak butuh waktu lama dinobatkan menjadi jenderal lapangan.