Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Di Sana, Bendera Setengah Tiang, .......

24 November 2011   11:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:15 95 1
Gemuruh di dada, seia sekata
derap kaki-kaki melangkah
adakah nyawamu, juga nyawaku? .........

Wahai engkau, di bilik bungker
lama kawat-kawat berduri, angker
adakah, sangarmu juga, sejarahku? .........

Tangis ayah ibu mereka, kering-kering
ratapan aktivis perubahan, debu jalanan
adakah dengan rechstaat
haruslah jalan itu mengental, memerah? ........

Kemanusiaan kita
muntahan beraroma
kebohongan demi kebohonganmu
terseduh nyawa-nyawa
serasa benar-benar segar, engkau minum
Sekarang tanyalah siapa
mayat-mayat itu siapa bagi kita?
adalah, perih dahagamu membungkam, ..........

Silahkan berbisik-bisik
tertawa lepas di raga mereka*
dan lihat di sana
ada sisa mulut muliamu
di meja langit tirani
ada sisa ayat-ayat tangan besi
bendera kita bertanya ;
adakah, limbah hitam kotori orasi
dari air ludah, kejujuranmu? ..........

Wahai engkau
apa hiraumu?
sampai berabad-abad nanti
bendera itu setengah tiang Saudara
berkibar-kibar, dengan goresan tinta emas
adalah nyata bertanya di atas lembaran sejarah,

Negeriku negerimu satu, suara menggelegar ikrar sejiwa
Tapi mengapa bagimu Indonesia, mereka bukan milik kita


*)Korban tragedi Semanggi, alm.Munir Said Thalib,
juga korban Penghilangan Paksa sahabat aktivis.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun