Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Suara Suara Imajiner Ketika Berdansa

9 Juli 2011   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:48 124 1
My Sister, mungkin ada jendela "rahasia hati" kita selama ini yang tersimpan rapi dan sepi, di antara kisah dua anak remaja yang masih polos untuk menerima pertumbuhan fisik masing-masing. Lalu terciptalah pembicaraan di dalam hati, saat-saat dipaksa berdansa berdua oleh kedua orang tua angkat kita dalam sebuah acara keluarga, dan ku angkat kembali menjadi sebuah kisah suara-suara imajiner sebagai kenangan tak terlupakan  :

--

Kak, lihat ke bawah dong!

Sis, yang bener, suer nih, gak ada niat ambil keuntungan apa-apa yach!

Lha, kita khan kakak-adik?

Tidak Sis, kita itu bukan sedarah sekandung, bukan juga saudara jauh

Anggap saja aku adik angkatmu, ini khan janji

Tapi kamu sudah merubah

Maksudmu, aku berubah jadi rubah?

Ah, kayak gak tahu aja kamu, kita khan pernah belajar anatomi

Hayooo, mo ngomong apa lagi

Maksudku, ntar ujuk-ujuk gak sengaja, nempel dah. Aku yang disalahin

Apanya? bingung ah

Sebelum dua hati kita menempel layaknya sepasang kakak adik saat berdansa...

Lalu lalu lalu...

Akan ada dua benturan "planet" yang mendahului hati kita sebelum menyatu seperti gerhana, There

Satunya itu, satunya itu, dan bumi akan bergetar hebat

Perasaan dulu gak seperti itu, si itu-itu. Merubah khan? eh, berubah ding

Kakak perhatiin juga yah? ckckck. Coba jawab sendiri, mengapa musti terjadi?

Iya-iyahlah, ini khan hukum fisika

Kog fisika, Kak?

Karena engkau telah gravitasikan kedua bola mataku, hampir copot Sis

Ruwet amat sih mengandaikan aku sebagai adik biologismu apa adanya!!! Kalau copot, syukurin

Hehe, biologi lagi..., jadi ingat misteri penyakit mister happy epilepsi,

ketika kita berlepotan mengeja Pithecanthropus Erectus Ejabrutus Dini

Ternyata bisa terkait-kait, kalau diajarin guru biologi dan guru sejarah dalam satu hari yach

Dini lagi, Dini lagi, Dini lagi. Siapa itu si Dini?

Lha, tanya apa cemburu, Sis? suit-suit, memang tipis yah bedanya

Wokelah, aku ngalah dah dengan lapang dada!!! gak Dini lagi

Ngak mau tahu, ngak mau belajar itu lagi, ngak mau dengar nama itu lagi

Sekarang..., alihkan pandangan Kakak ke bawah!

Hoho hoho, kamu itu yach, diulang-ulang lagi, ntar happy kuadrat aku..., Sis

Hu'uh hu'uh, dari tadi kemana aja pikiranmu Kak?

ngerasa ngak sih? Kakiku ini sakit Kak, ditabrakin terus

Samain dong langkahnya, hayooo... ketakutan, apa gugupan, apa ngerayu, Kak?

Owalah adikku, gak mungkinlah aku merayu, bisa terbalik-balik dunia ini

Tapi kog ada satu doa di hati... kita terjatuh karena tidak sengaja, dan musiknya jalan terus, aseeek

Ngeles yah. Siapa takut? tadi khan Kakak sudah bilang, asal gak ada niat ambil keuntungan apa-apa

Cihuuuuy,  semoga ada gempa bumi 10,0 skala richter, simsalabim adakadabra, semoga semoga semoga

Kalau begitu maunya, cut dulu, bolak-balik sama saja. Aku mo mogok bicara. Kakak sengaja...

Mogok bicara? sebelum kita terguling-guling dilihat mereka karena gempa? Sengaja gak sengaja khan beda tipis Sis

He' emmm, niat dan khayalan, dampaknya sama saja. Mimpi gempa atau doa berguling juga beda tipis Kak

Masak pake alasan gravitasi, berguling-guling, lalu happy-happy segala? (cemberut)

Tapi Kaka khan berlapang dada, semuanya akan aman dan terjaga utuh ketika itu terjatuh (mulai lagi)

Jawab dulu, Kakak atau Kaka sih? (makin ketus)

Ups, mati rasa aku (kepala tertunduk)

Gak mati sih, tapi tetep aja ketahuan. Tuh, buktinya dibahas-bahas

Sis, ssst... sebenarnya ngak usah dipaksa-paksa mereka,

Kakak selalu bermimpi berdansa denganmu selama ini. Hanya kita berdua (kambuh lagi)

Tuh khan, keuntungan karena tidak sengaja! Pakai kata mimpi lagi? Mulai deh. Bilang aja ingin

Ssst.. kalau diijinkan berlutut, akan aku lakukan. Yang seriusnya ini nih,

masukkan sampai ke dasar hati, sampai kedengaran bunyi tuing-tuing

My Lady in red, berdansa denganmu, sungguh-sungguh suatu kehormatan untukku (mimik polos)

(There tersenyum manis)

Cozzz, you are my inspiration*

-

Catatan :

*)baca: dansa.

Potongan draft sambungan kisah di postingan prosa terakhir lalu, tertuang gara-gara acara Pas Mantap barusan. Acara yang menampilkan kemesraan Muchsin Alatas dan Titik Sandora. Dunia belum kiamat Pak/Bu', tul. Uik-uik dengan jaman sekarang. Semoga berbahagia selalu dan panjang umur. Kata Sohibku, ini satu contoh keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Sederhananya (maaf kalu salah, betulin), ada iman, taqwa, jujur, ada kasih sayang, ada kewajiban peran setiap pasangan. Selamat. Tertitip salam untuk MbakTyas, semoga cepat sembuh. Dan turut berduka untuk PakDavid. Selamat jalan sahabat.

Sumber Youtube : http://youtu.be/jW5pM5IT7IY

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun