Sayup-sayup teriakan itu masuk ke telinga. Dua mataku tidak kompak menyambut suara yang datang, hanya mata kanan yang setengah memicing dengan malasnya dan tidak mampu membangunkan semua syaraf sadar tubuhku. Bis pun terus melaju dengan ganas, kembali memasuki jalan tol beraspal panas seiring kondektur yang sudah kembali ke kursinya setelah selesai melaksanakan tugas.