Setelah setahun saya datang lagi ke tempat itu. Lampu lorong dan rel melengkung masih tetap sama berbau logam. Orang-orang yang diburu dan terburu-buru, orang-orang menunggu di udara yang resah.
Masih sama kupikir. Gemuruh kereta api yang marah seperti menggali tanah berkali melintasi, mengejek gerbong-gerbong yang berhenti.
KEMBALI KE ARTIKEL