Kami berjalan lembut tapi seperti serpihan angin, saya tidak memeluk bahunya bahkan mendekap jemarinyapun tidak, kami berdua berjalan saja seperti sudah mengenal tanah dan pepohonan di sini. Makanya kami tidak berbicara, saya tidak melarangnya dan diapun tidak mengenyahkannya, barangkali udara yang menyuruh kami membisu. Saya pikir saya tahu, hutan siapa ini, dan saya pikir dia juga tau hutan ini.
KEMBALI KE ARTIKEL