Kamu pergi sehabis minum segelas susu, menghilang seperti pagi yang tidak kentara batasnya masuk ke dalam siang. Melangkah lembut membuka ruang kayu, katamu mau mengambil embun. Saya mengangguk dengan kopi di meja dan
ipad di tangan. Beberapa pagi belakangan kebun selalu menyisakan embun dan kamu mengabarkan sebelumnya akan memetiknya, takut keburu siang yang rakus menghirupnya.
KEMBALI KE ARTIKEL