Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Menguak Debu

19 Februari 2021   17:42 Diperbarui: 19 Februari 2021   17:48 153 9
Hari kemarin Rabu menjadi sendu. Bumi pun kelabu tersaput abu. Barangkali mulai banyak yang pergi kembali ke debu.  Aku sedang mempersiapkan kerutinan hari, ketika Robin menahan ku di pintu. "Kau mesti bantu aku" Ujarnya menghalangi tubuhku. Namun aku bilang aku mesti melaksanakan matahari, seandainya nanti setelah senja pulang, aku akan siaga menolongnya. "Tenang saja aku pasti membantumu, kerna engkaulah sobat ku yang terdekat di dunia ini, Robin!" Jawab ku menenangkan hatinya.  "Baiklah, semoga tidak terlambat, kawan ku.." Robin berbicara, matanya seperti mata burung yang terkurung. Aku menepuk pundaknya.  'Bersabarlah brader, semua bisa di tunda kecuali mati'. Aku menasehati dalem. Mungkin dia tak menyimaknya serius, hanya meletakkan diriku di muka pintu, lalu seperti terbang Robin pergi. Tak ada yang istimewa dari kebiasaan, hanya hari-hari terakhir ini ku rasakan melambat. Kerna mendapati udara yang mulai lebih memadat. Ada debu di udara seperti menyimpan rahasia.  Dari balik masker bebek, aku menarik nafas tertunda, dunia serasa memang berdebu. Jalan yang merupa sunyi, kini terhalang kain-kain penutup, hanya tatap mata saja yang terlihat. Menuntunku melangkahi jalan yang pernah berembun, menuju stasiun bawah bumi.  Berhenti lama di titik ini, aku seperti berada di moda perjalanan jiwa dari satu perjalanan kehidupan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun