Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Luna

13 September 2018   11:37 Diperbarui: 13 September 2018   12:11 374 2
Semenjak itu mata Luna melihat kejauhan yang tak terlihat. Mata indah bola pingpongnya memahami yang dulu pernah  ditolaknya mati-matian. Dia begitu telanjang dan terbuka. No time to run, no place to hide. Luna, barangkali tiba di anomali mile stone, bahwa hukuman seumur hidup lebih berat dari hukuman mati.  Membiarkan mendung matanya membasahi kedua pipinya, dari balik panggung yang selesai untuk kembali kepanggung esok, lusa dan selanjutnya lingkar fajar yang bertahun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun