Di tahun-tahun 1980-an, saat saya masih duduk di bangku SMA, setiap kali bolos dan main ke Ambarawa, Suruh maupun Bringin, saya selalu memanfaatkan bus ESTO. Dengan warna khasnya, yakni hijau, body didominasi kayu serta mesin tua yang kerap terbatuk-batuk di perjalanan, membuat penumpangnya ngantuk. Ketika itu warga menyebutnya “kodok ijo”.
KEMBALI KE ARTIKEL